Oleh: Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
Sebagaimana diprediksi sebelumnya, perang Iran-Israel hanya tunggu waktu. Tak bisa dihindari. Akhirnya, perang itu pun tiba. Tanggal 14 Juni 2025 dini hari, Israel mengerahkan dua ratus pesawat tempur. Israel menyerang Iran dalam skala besar. Iran pun membalasnya dengan ratusan rudal hypersonic yang berhasil menembus Iron Dome, sistem pertahanan udara Israel. Serangan kedua belah pihak, sebagaimana perang pada umumnya, menewaskan dan melukai ratusan hingga ribuan warga. Perang terus berlanjut, luka dan kematian terus bertambah. Sejumlah gedung pun hancur berantakan.
Ini bukan soal pengayaan uranium atau bom nuklir. Isu klasik yang selalu dijadikan alasan untuk menekan Iran. Tapi, ini soal daerah kekuasaan. Ini soal bagaimana menguasai kawasan dan sumber daya alamnya.
Perang Iran-Israel besar kemungkinan akan terus berlanjut, dan membesar eskalasinya. Terutama dengan keterlibatan Amerika. Amerika tidak akan membiarkan Israel menghadapi Iran sendirian. Amerika tahu, Israel kerepotan jika menghadapi Iran sendirian. Israel kalah di teknologi persenjataan dan jumlah personil. Belum lagi adanya sekutu Iran di berbagai wilayah yang selama ini cukup merepotkan Israel. Iran punya sekutu Houthi di Yaman, Hisbullah di Lebanon dan Hammas di Palestina. Sekutu-sekutu Iran ini, dalam kondisi tertentu, akan membantu perang melawan Israel.