“Jadi, ini adalah bentuk inovasi lintas sektor yang penting dan perlu ditingkatkan di Maluku Utara,” jelas Samsuddin.
Di acara yang sama, Pustakawan Utama Perpusnas Abdullah Sanneng menyambut baik usaha keras Pemprov Maluku Utara mewadahi para penulis lokal melalui aplikasi tersebut sehingga peradaban dan kekayaan budaya Maluku Utara dapat dilestarikan dari generasi ke generasi.
“Kami mengapresiasi, karena hal ini merupakan bagian dari percepatan pembangunan literasi, khususnya di wilayah Indonesia Timur yang memang tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu kolaborasi dan sinergi lintas sektor,” kata Abdullah.
Pada kesempatan gelar wicara bersama Duta Baca Indonesia, Akademisi dari IAIN Ternate Agus Salim Bujang, mengatakan bahwa banyak tema yang bisa diangkat ketika ingin menjadi penulis. Termasuk mengangkat potensi daerah dan kearifan lokal.
“Urgensi menulis bagi upaya pemeliharaan budaya di Maluku Utara ada tiga aspek. Pertama, sebagai upaya penguatan kekayaan budaya. Kedua, merupakan bentuk pengembangan potensi dan keterampilan daerah. Ketiga, sebagai usaha untuk mempromosikan kearifan lokal,” ujar Agus.
Pendapat lain dikemukakan akademisi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Bahrain Ta’ib. Dia mengatakan, kegiatan membaca dan menulis yang dibudayakan dalam keluarga mampu melatih kesiapan generasi muda untuk tanggap literasi.