Pilgub Jakarta, Pembusukan Demokrasi, dan Bumbung Kosong

oleh -10 views
Isa Ansori

Oleh: Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi, Tinggal di Surabaya

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS Al-Baqarah: 216).

Aku adalah rakyat Jakarta. Aku hanyalah seorang yang percaya pada kekuatan demokrasi, seseorang yang pernah berharap bahwa suara rakyat bisa mengubah masa depan. Namun, hari ini, aku merasakan perih yang tak pernah ku duga sebelumnya—perih yang muncul dari ketidakadilan yang dilakukan oleh mereka yang seharusnya melindungi demokrasi.

Ketika aku mendengar kabar bahwa Anies Baswedan gagal dalam pencalonan Pilgub Jakarta, hatiku seperti tertikam. Bukan karena aku pengagum Anies semata, tetapi karena ini adalah bukti nyata bahwa demokrasi yang kita junjung tinggi telah dirusak oleh mereka yang memiliki kuasa. Di balik semua retorika tentang keadilan dan kesetaraan, ternyata ada tangan-tangan kotor yang bermain, memanipulasi, dan membusukkan sistem yang seharusnya menjadi milik kita semua.

Baca Juga  WHO Evakuasi 97 Pasien dari Gaza, Operasi Terbesar sejak Genosida Israel

Aku merasa dikhianati. Suara yang ku berikan dengan penuh harapan, kini hanya terasa seperti angin lalu, tak ada arti di hadapan kekuatan uang dan kepentingan elit. Betapa menyesakkan mengetahui bahwa demokrasi yang ku yakini telah diacak-acak, tak lagi murni, tak lagi bersih. Bagaimana bisa aku mempercayai sistem yang telah berubah menjadi ladang permainan bagi mereka yang tamak? Suara rakyat adalah suara Tuhan yang selama ini digaungkan, kini tak lebih sebuah manipulasi untuk menipu aku dan kamu , rakyat Jakarta. Elite politik menjadi iblis demokrasi yang merampas dan memanipulasi suara rakyat. Partai yang seharusnya menangkap aspirasi rakyat, kini mulai angkuh dan sombong memaksakan kepentingannya untuk disetujui rakyat. Masihkah mereka bisa dipercaya? Apa yang seharusnya dilakukan oleh rakyat untuk menghukum mereka?

No More Posts Available.

No more pages to load.