Ketidakstabilan ini juga menarik perhatian Prancis dan Uni Eropa yang mengutuk tindakan para garda dan mendukung usaha komunitas internasional dalam menegakkan tatanan demokrasi di Niger.
Niger, negara yang telah mengalami beberapa kudeta sejak merdeka dari Prancis pada tahun 1960, saat ini tengah berjuang melawan dua pemberontakan Islamis di wilayahnya. Kudeta yang terakhir terjadi pada Februari 2010, ketika Presiden Mamadou Tandja digulingkan.
sumber: beritasatu