Puisi-Puisi Ishak R Boufakar

oleh -169 views

1. Tanggal Pernikahan

Angin sepoi-sepoi bulan Desember, basah

la datang dari jauh, menderu kabar; kau telah menegas buritan rumahtangga

padahal, baru saja tiba suratmu kesepuluh, kuyup kan airmata;

“lekas kembali, kita tuntas kerinduan” tulismu singkat  

Link Banner

pun  waktu yang sama, aku masihlah setia menghitung rindu, persis menghitung gelombang.

Di bangkai perahu ini, suratmu telah berhasil membuatku terkungkung berhari-hari

pabila malam bertamba malam, kekosongan yang kuhimpun

begitu tergeletak di bawah bulan sepotong semangka, gerimis dibungkus garam, bertenaga meniris tubuh yang perak.

Barang sejenakpun, tak mengadah langit. Hidup kan binasa

begitujuga kata-kata yang bersarang dalam doa, lenyap dalam kerlap gemintang. 

Ataupun, menguap, karenanya gagal kupanjatkan.

Baca Juga  Antoninho Rangel da Silva, Jenderal Berdarah Timor Leste yang Kini Jabat Danrem 151/Binaiya

Di tubuh laut, musim sudah gila;

buta mengelupas helayan ingatan

sialnya, perahu ini, tak memiliki almanak:aku taktahu tanggal pernikahanmu! Tanggal di mana dadaku, dikau gali telaga

===≠===========

2. Gaun Pengantin

Aku lelaki laut, tumbuh besar di laut

aku mahir menambal  jala, sama seperti ayahku, si Pelaut dari Seram Timur.

Tidaklah mahir menyulam jas, tak sepertimu—penjahit ulung, kerap dipercakap lelaki sebaya

kau lena, surutlah rindu kaukirim ke laut.