pada bulu mata yang gugur jangan lupa cantumkan nama
jika bulu mata yang tercerai dari kelopak ialah penanda rindu
lalu siapakah yang diam-diam telah menggugurkannya pagi ini
semua kenangan tentang satu nama t’lah hempas dari ingatan
seperti daun terakhir jatuh ke tanah pada penghujung musim
bila malu-malu sisipkan isyarat dalam mimpi manakala aku tidur
lalu siapakah kau yang diam-diam telah kirimkan rindu pagi ini
sesiapa sedang ingat, bilamana kirim rindu
pada bulu mata yang gugur jangan lupa cantumkan nama
Ambon, september 2014
==========
Mahina
Di peluk laut perempuan telah pergi
Kupanggil dia ina
dia kabaresi, perempuan hati besi
Dalam dekap laut biru beta percaya ada api
Itu christina, gunung tanah punya jantung hati
Kalau panggil ina lalu siapa anak?
Kalau dia cuma satu, lalu kau siapa nona?
Yang mati di genggam laut, harus lahir jadi ombak
Lalu bertanya kepada arus, siapa mau jadi tombak?
Perempuan itu harus jadi gelora,
jadi angin,
jadi karang
jadi besi
jadi parang
jadi ina
jadi mahina
Seperti dia
mata api di dasar laut banda
Desember 2014
==========
Tentang Kau dan Laut
Kau kunamakan laut
sebab kau asin menggaram
dan menghitamkan kulit ari
memberi rasa dan meninggalkan tanda
Kau seperti laut
sebab mencinta pun memiliki pasang surut
ada amuk dan teduh, gelora dan diam
Kau laut
sebab meski menyelaminya aku tak bisa menduga kedalaman hatimu
kaca cair yang misteri