Raksasa Migas Ramai-ramai ‘Kabur’ dari RI, Ini Biang Keroknya

oleh -25 views

Namun sayang ini tidak diuntungkan oleh lokasi cekungan yang berada di laut dalam. Ini menjadi faktor utama investor meninggalkan tanah air.

“Sebenarnya data geologis menyebutkan bahwa cadangan migas Indonesia masih cukup besar. Hanya lokasinya di cekungan laut dalam, yang sulit dijangkau menjadi salah satu penyebab investor hengkang,” ungkap dia.

Kondisi ini pun akhirnya menjadi perhatian dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebagai regulator hulu migas. Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara mengakui saat ini pihaknya mulai khawatir dengan kondisi tersebut.

“Khawatir sih.. karena di era energi transisi ini, menarik investor hulu global kelas kakap semakin sulit,” ungkapnya.

Baca Juga  Brace Darwin Nunez Menangkan The Reds di Kandang Brentford

Namun demikian, menurutnya pihaknya terus mengevaluasi secara rutin dari capaian produksi migas nasional dan proyek baru mana saja yang akan mulai beroperasi dan mana yang akan mundur.

Dia mengatakan, upaya mencapai target produksi minyak 1 juta bph dan gas 12 BSCFD pada 2030 itu sudah dengan memperhitungkan proyek yang akan mundur selama satu hingga dua tahun ke depan.

Pihaknya pun akan mendorong percepatan eksploitasi blok migas non konvensional (MNK) seperti Gas Metana Batu Bara (Coal Bed Methane/ CBM) atau Shale Gas untuk mencapai target produksi migas pada 2030 tersebut.