@Porostimur.com | Ambon : Sudah bukan berita baru lagi jika ada pemimpin baru, tentu berdampak langsung pada jajaran birokrasi yang dipimpinnya, termasuk di Maluku.
Apalagi, pasangan calon (paslon) Murad Ismail-Barnabas Orno yang akrab dengan jargon Baileonya itu, diprediksikan bakalan memuncaki pemerintahan di Bumi Raja-raja selang 5 tahun kedepan, sesuai hasil quick count.
Begitupun hasil tabulasi oleh tim pemenangan Baileo juga merepresetasikan hal yang sama usai mengantongi 100% hasil TPS se-Maluku yang berjumlah 3.358 unit.
Meskipun bakalan memiliki pemimpin dengan ide dan kreasi serta policy yang baru, namun masyarakat di bumi seribu pulau juga tidak boleh terlena dengan dengan asumsi akan adanya penggusuran dalam sistim birokrasi yang akan diusung.
Mengingat, sistim birokrasi yang baru bukan saja melaksanakan kebijakan pemimpin baru namun juga menyesuaikannya dengan kebijakan pemerintahan lama.
Sehingga ide dan kebijakan pemerintahan sebelumnya yang sudah dituangkan dalam proses pembangunan tidak dengan serta merta tergusur oleh kehadiran birokrasi yang baru.
Salah satu contoh konkritnya yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Hal ini dibenarkan Ketua Harian Tim Pemenangan paslon Baileo, Hamdani Laturua, saat berhasil dikonfirmasi wartawan, di Ambon, Jumat (6/7).
RPJMD ini, akunya, menjadi wadah penggodok ide dan kebijakan pemerintahan yang baru dan disesuaikan dengan kebijakan pemerintahan sebelumnya, maupun arah pembangunan jangka panjang yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Menurutnya, sejak pekan kemarin pihaknya telah menyusun RPJMD kepada gubernur baru yang terpilih agar bisa disesuaikan dengan kebijakan gubernur saat ini.
Dimana, janji politik paslon Baileo kepada masyarakat dalam masa kampanye kemarin tertuang dalam RPJMD sesuai visi-misi yang diusung.
”Kalau pun terjadi perombakan birokrasi, itu bukan merupakan politik balas dendam tetapi penyegaran organisasi mengingat masih banyak putera-puteri daerah ini yang juga memiliki kemapuan serta kepintaran,” ujarnya.
Dengan adanya rilis data versi quick count maupun rekapitulasi oleh KPU Kota Ambon sebelumnya, tegasnya, pihaknya tetap beranggapan bahwa tanggung jawab pembangunan Maluku seutuhnya, tetap ada dalam tangan ketiga paslon yang ikut bertontestasi.
Apalagi, terangnya, beban pembangunan Maluku ke depan bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab tim pemenangan dan paslon Baileo semata, berikut masyarakat yang memilihnya.
”Harapan kami agar pembangunan ke depan ini bukan saja bebannya dipikul oleh tim Baileo. Tetapi mari kita semua orang Maluku bersama-sama memikul beban untuk membangun daerah ini dan endingnya menciptakan masyarakat yang adil dan makmur,” harapnya.
Sesuai hasil tabulasi pihaknya, jelasnya, tidak ada ruang bagi paslon lain untuk mengajukan keberatan atas perolehan suara Baileo.
”Dikatakan tidak ada ruang karena pasangan Baileo telah meraih dukungan 322.724 suara atau 40,54 persen. Sedangkan paslon Said Assagaff-Andreas Rentanubun atau Santun meraih 249.663 suara atau sekitar 31,37 persen, sehingga terdapat selisih 9,18 persen. Sedangkan paslon independen Herman Koedoeboen-Abdullah Vanath atau Hebat meraih 223.595 suara,” tegasnya.
Ditambahkannya, sesuai tabulasi pihaknya atas masuknya 100% hasil pada 3.358 TPS di Maluku dengan
total perolehan suara sah adalah 77.7.686 suara, paslon Baileo mampu meraih 322.724 suara.
”Kami yakin kalau pun pasangan calon lain melakukan keberatan maka tidak ada lagi ruang untuk mereka,” pungkasnya. (keket)