@Porostimur.com | Ambon : Meskipun pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional I di Kota Ambon, Sabtu (27/10), tidak dilakukan oleh Presiden Jokowi, namun kemeriahan tidak berkurang dari acara yang baru pertama kali digelar di Indonsia itu.
Acara pembukaan Pesparani sendiri secara resmi dibuka oleh Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan.
Selain Jonan, Menteri Agama RI, Lukman Hakim, juga turut menghadiri acara seremoni pembukaan Pesparani Nasional I ini.
Dalam acara pembukaan ini ditampilkan tarian kolosal mengenai terciptanya hubungan pela gandong antara Negeri Buano, Oma dan Ullath.
Antusiasme warga Kota Ambon menyaksikan acara pembukaan Pesparani pun tak terbendung.
Ribuan warga Kota Ambon pun memadati areal sekitar Lapangan Merdeka sebagai lokasi acara pembukaan.
Ternyata, acara yang pertama kali digelar ini, mampu menyedot minat dari 12 ribu warga dari luar Maluku.
Hal ini ditegaskan Ketua Umum Panitia Penyelenggara Pesparani Tingkat Nasional I sekaligus Wakil Gubernur (Wagub) Maluku, Zeth Sahubarua, dalam laporannya.
Dimana, kehadiran belasan ribu warga dari luar daerah ini, akunya, ingin menyaksikan penyelanggaraan Pesparani yang melibatkan 12 mata lomba, berupa menyanyikan Mazmur, paduan suara, serta bertutur Alkitab.
”Pada Pesparani Tingkat Nasional I itu, tercatat sebanyak 12 ribu orang mendatangi kota Ambon,” ujarnya.
Kesempatan yang sama, Ketua Konferensi Waligereja Indoensia (KWI), Mgr Ignasius Suharyo Hardjoatmojo, menegaskan bahwa Pesparani Tingkat Nasional I merupakan implementasi kasih dan syukur atas perkembangan umat Katolik di tanah air.
”Di samping itu juga ajang ini selaku syukur 90 tahun sumpah pemuda. Dimana rapat pertama berlangsung di gedung pemuda Katolik,” jelasnya.
Sementara Gubernur Maluku, Ir. Said Assagaff, menegaskan bahwa Pesparani yang terbingkai dalam tema ”Membangun Persaudaraan Sejati”, merupakan gambaran tatanan adat hidup orang basudara di Maluku.
Pasalnya, tegasnya, pesan damai itu disampaikan lewat pujian dan mazmur yang dikidungkan.
”Filsafat hidup orang gandong, potong di kuku rasa di daging dan sagu salempeng dipatah dua, menunjukkan bahwa harmoni persaudaraan di Maluku adalah hidup sepenanggungan,” tegasnya.
Pesparani sendiri, terangnya, menjadi kado terakhir bagi pemerintahannya dengan Sahuburua.
”Pelaksanaan Pesparani Tingkat Nasional I yang digelar di Kota Ambon, merupakan kado termanis buat saya dan Pak Wakil Gubernur di penghujung tugas kami,” timpalnya.
Kekayaan bangsa Indonesia yang harus dirawat, dijaga dan dilestarikan adalah keBhinekaan atau keragaman bangsa Indonesia.
Hal ini ditegaskan Menteri ESDM RI, Ignasius Yonan, yang mewakili Presiden saat membuka secara resmi acara dimaksud.
Jonan sendiri kemudian menabuh tifa sebagai tanda dibukanya Pesparani secara resmi.
Diharapkannya, tema yang diusung mampu membawa aura persaudaraan sejati dari Kota Ambon ke seluruh lapisan dan penjuru Bangsa Indonesia.
”Kiranya dengan suara Yang merdu itu, maka dari Ambon akan lahir persaudaraan yang sejati bagi Indonesia,” pungkasnya. (keket)