Kisah Hannah istri Imran setelah anaknya lahir perempuan memang selalu merasa kecewa dan khawatir. Namun, ia juga telah menazarkan anaknya nanti secara mutlak, baik laki-laki maupun perempuan, sebagai khadam. Pantas saja Hannah merasa khawatir sebab sebelumnya “belum pernah ada perempuan” yang menjadi seorang khadam.
Meskipun sebelumnya tidak ada khadam perempuan, namun ternyata Allah menerima kehadiran putri yang Hannah lahirkan, yaitu Maryam, yang kelak menjadi seorang khadam Masjid Bait al-Muqaddas.
“Maka ketika melahirkannya, dia berkata, ‘Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.’ Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. “Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.” (QS Ali Imran Ayat 36)
Mulai saat itu, Hannah telah ridha memiliki anak perempuan dan ia mencintai apa yang sudah Allah karuniakan padanya. Semenjak usia 6 tahun Maryam kemudian dalam asuhan dan penjagaan Nabi Zakaria dan berkhidmat sebagai khadam, sebagaimana firman Allah berikut:
“Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.” (QS Ali Imran Ayat 37)