Soal Antrian, Satgas BBM Kepulauan Sula Sebut Faktor Manajemen SPBU Sanana

oleh -106 views

Porostimur.com, Sanana – Satuan Tugas (Satgas), Bahan Bakar Minyak (BBM) , Kabupaten Kepulan Sula, Provinsi Maluku Utara, menyebut, seringnya terjadi antrian di SPBU Sanana disebabkan karena faktor manajemen.

Kesimpulan ini diambil, setelah Satgas melakukan Inspeksi di SPBU Desa Mangon Kecamatan Sanana, Senin (30/10/2023).

Selain itu, ada dugaan oknum-oknum tertentu sengaja antri lebih dari sekali dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua, guna melakukan penimbunan.

Pantauan langsung jurnalis porostimur.com, Senin, (30/10/2023), di lokasi tersebut, juga ditemukan adanya keterlambatan pasokan BBM. Pasalnya sejak pukul, 08.00 WIT sampai pukul 10:12 WIT, belum ada pasokan dari pihak Pertamina ke SPBU.

Sekretaris Satgas BBM Kepulauan Sula Mardiana Umanailo, saat diwawancarai sejumlah jurnalis, Senin, (30/10/2023), mengatakan, ada persolan yang kompleks.

Baca Juga  Makan Malam Imajinatif Anies Baswedan

“Kalau saya lihat dari manajemen SPBU. Mestinya bisa tertata, seperti contohnya kita bisa minta untuk 10 kl di sini, dengan pemahaman setiap hari, droppingnya 10 kl. Hari ini pelayanannya 10 kl, 5 kl bisa untuk besok pagi sambil menunggu dropping dari Pertamina,” ujar Umanailo.

“Kalau pagi terjadi kekosongan sambil menunggu dropping dari Pertamina otomatis sudah terjadi antrian. Jadi kalau ada tersisa, saat pagi kan tetap jalan,” imbuhnya.

Merdiana bilang, pihaknya juga sudah menanyakan kenapa terjadi keterlambatan dropping BBM, atau keterlambatan pasokan BBM, pada pagi hari.

“Kita pikir pihak Pertamina yang bermasalah, ternyata dari SPBU, kita konfirmasi di SPBU, beralasan karena sistem, pembayarannya lewat sistem, jadi kita coba berkomunikasi terus mengenai sistem yang dimaksud itu. Jadi harus SPBU menyetornya di sana, SPBU bayar dulu baru minyak bisa keluar dari Pertamina,” ujar Umanailo

Baca Juga  Jelang Nataru, Pemkot Gelar Pasar Murah di Wainitu dan Waihoka

“Dari Kemarin kita sudah minta dari pihak Pertamina, ditingkatkan menjadi 15 kl, karena dari Pertamina tidak ada masalah, tergantung dari pihak pengelola SPBU minta berapa saja, Pertamina bisa memenuhi,” sambungnya.

Umanailo juga menjelaskan, terkait beberapa nosel pengisian BBM ada yang tidak di aktifkan atau tidak berfungsi, juga merupakan persoalan manajemen di SPBU.

“itu juga soal manajamen mereka dari pihak SPBU. Kita juga sudah surati Disperindagkop tapi begitulah,” pungkas Umanailo. (Jamil Gaus)

Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.