Porostimur.com, Jakarta – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menegaskan dirinya tidak memiliki staf, ajudan, ataupun sekretaris.
Penegasan itu disampaikan Ngabalin saat merespons pertanyaan soal sosok Dian Cahyani.
Sebagai informasi nama Dian Cahyani sebelumnya tertulis di dalam surat berkop Kantor Staf Presiden Republik Indonesia yang berisi permintaan sumbangan kepada Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis. Ngabalin pun mengklaim namanya telah dicatut terkait hal tersebut.
“Saya enggak ada staf, enggak ada ajudan, saya tidak punya sekretaris,” kata Ngabalin kepada CNNIndonesia.com, Rabu (6/4).
Ia pun menyatakan, nama Dian Cahyani tidak ada di KSP.
“Tidak ada nama itu di sini. Ali Mochtar itu, Tenaga Ahli Utama [KSP] itu tidak punya staf, tidak punya sekretaris. Jadi, tidak ada juga nama itu di sini,” tuturnya.
Ngabalin pun menyatakan bakal melaporkan dugaan penipuan yang mencatut namanya tersebut ke Bareskrim Polri.
Ngabalin mengatakan pihaknya sudah berkonsultasi dengan Deputi IV KSP dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terkait pencatutan namanya dan lembaga KSP.
“Yang jelas surat itu palsu dan sangat merugikan saya secara pribadi dan kelembagaan,” ujarnya.
Menurut Ngabalin, surat yang ditujukan kepada Wali Kota Cirebon tersebut tidak memenuhi kaidah dan standar administrasi yang berlaku di KSP.
Sebelumnya, Azis telah menanggapi surat permintaan sumbangan untuk anak yatim piatu yang mencatut nama Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin.
Azis membenarkan keberadaan surat permintaan sumbangan untuk santunan anak yatim di bulan Ramadan itu. Namun, ia menegaskan tak percaya surat permintaan sumbangan itu berasal dari Ngabalin.
“Saya kira kepala daerah ini enggak bodoh-bodoh teuing (banget), yang harus kemudian mempercayai hal-hal yang demikian,” kata Azis. (red/cnn-indonesia)