Porostimur.com, Ambon – Mungkin bagi sebagian orang masih asing dengan istilah post power syndrome. Melansir pada alodokter.com, post power syndrome adalah kondisi ketika seseorang masih membayangkan pencapaiannya pada masa lalu dan membandingkannya dengan masa kini. Hal ini bisa saja menurunkan rasa percaya diri dan menimbulkan depresi.
Post power syndrome juga bisa dimaknai kondisi kejiwaan seseorang saat kehilangan jabatan atau kekuasaan yang sebelumnya dia miliki. Biasanya post power syndrome ini dialami oleh orang yang pensiunan atau orang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Tapi kondisi ini juga perlu dibahas di dalam organisasi karena gejalanya bisa muncul pada alumni, demisioner, mantan ketua umum maupun ketua bidang dari organisasi atau komunitas.
Tentu setiap orang akan menghadapi masa demisioner/pensiunan dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang yang merasa senang karena merasa sudah bebas dan lepas dari tanggung jawab. Hingga kemudian membuatnya akan mencari wadah baru untuk (sekurang-kurangnya) beraktivitas.
Namun, ada pula yang merasa kebingungan dan merasa gelisah karena beranggapan bahwa masa pensiunan adalah masa yang menakutkan dan penuh ketidakjelasan.