Terdapat anjuran bagi muslim untuk menikah di bulan Syawal. Lantas, mengapa harus bulan Syawal?
Mulanya, pada zaman Jahiliyah, orang-orang memiliki kepercayaan bahwa menikah di bulan Syawal itu membawa keburukan. Oleh sebab itu, muncullah pantangan untuk menikah pada bulan itu di kalangan orang-orang Jahiliyah.
Dikutip dari buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan karya Abu Maryam Kautsar Amru, Rasulullah SAW menikahi Aisyah RA pada bulan Syawal untuk menepis kepercayaan orang-orang Jahiliyah itu.
Sebagaimana yang diceritakan oleh Aisyah RA,
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ فِي شَوَّالٍ، وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ، فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي؟، قَالَ : ((وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّالٍ
Artinya: “‘Rasulullah SAW menikahiku di bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan Syawal pula. Maka istri-istri Rasulullah SAW yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?’ (Perawi) berkata, ‘Aisyah RA dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal’.” (HR Muslim)
Selain Aisyah RA, Ummu Salamah RA juga dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawal dan mulai membina rumah tangga dengannya juga pada bulan Syawal.