Targetkan Hapus Kemiskinan Ekstrem, Menko PMK: Fokus Wilayah Timur

oleh -17 views
Menko PMK Muhadjir Efendi (dua kanan), berfoto bersama Ketua Umum Yayasan BPK Penabur periode 2022-2026 Adri Lazuardi (kiri), Ketua Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (PH MPK) Handy Irawan (kanan), dan Ketua Alumni SPK Penabur Enggartiasto Lukita (dua kiri), saat menghadiri Konferensi Nasional Mejelis Pendidikan Kristen (MPK) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) 2023 di Jakarta, Selasa 25 Juli 2023. (Beritasatu.com / Joanito De Saojoao)

Porostimur.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah menargetkan menghapus angka kemiskinan ekstrem hingga mencapai 0%. Ia menilai masih ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan, seperti stunting dan masalah pendidikan di wilayah timur Indonesia.

“Minggu lalu, BPS (Badan Pusat Statistik) mengumumkan bahwa kemiskinan ekstrem berada pada 1,12%, turun 0,6% dari 1,72% sebelumnya. Penurunan yang cukup drastis. Kami berharap pada bulan September akan ada survei lagi dan mudah-mudahan sudah di bawah satu persen,” kata Muhadjir dalam kegiatan Konferensi Nasional (Konfernas) Gereja dan Pendidikan 2023 di Gedung BPK Penabur International School, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Selasa (25/7/2023).

Sekadar informasi, angka kemiskinan ekstrem sempat mencapai 3,85% pada tahun 2020 selama masa pandemi Covid-19. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem yang menargetkan kemiskinan ekstrem mencapai 0% pada 2024.

Baca Juga  Jaksa Bidik Dugaan Korupsi Command Center Pemkot Ambon, Pj. Wali Kota Dukung Langkah Kejari

Muhadjir Effendy mengakui untuk mencapai target 0% memang sulit, khususnya di wilayah timur Indonesia. Muhadjir Effendi menyoroti masalah-masalah besar yang menjadi penyebab kemiskinan ekstrem dan memerlukan perhatian khusus, terutama stunting dan keterbelakangan pendidikan.

Muhadjir juga sempat mendiskusikan hal tersebut dengan Ketua Alumni BPK Penabur sekaligus Komisaris Utama B-Universe, Enggartiasto Lukita.

“Ada beberapa daerah yang memerlukan daya ungkit dan usaha yang lebih keras, terutama di wilayah timur seperti beberapa provinsi di Papua. Saya sudah membahas hal ini dengan Pak Enggar, termasuk membicarakan bagaimana mempercepat penanganan masalah kemiskinan, stunting, dan ketertinggalan pendidikan,” kata Muhadjir.

(kiri ke kanan) Ketua Umum Yayasan BPK Penabur periode 2022-2026 Adri Lazuardi, Ketua Alumni SPK Penabur Enggartiasto Lukita, Menko PMK Muhadjir Efendi (dua kanan), dan Ketua Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (PH MPK) Handy Irawan menghadiri Konferensi Nasional Mejelis Pendidikan Kristen (MPK) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) 2023 di Jakarta, Selasa 25 Juli 2023.

(kiri ke kanan) Ketua Umum Yayasan BPK Penabur periode 2022-2026 Adri Lazuardi, Ketua Alumni SPK Penabur Enggartiasto Lukita, Menko PMK Muhadjir Efendi (dua kanan), dan Ketua Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (PH MPK) Handy Irawan menghadiri Konferensi Nasional Mejelis Pendidikan Kristen (MPK) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) 2023 di Jakarta, Selasa 25 Juli 2023.

Enggartiasto Lukita menambahkan, perlu adanya pelatihan bagi para guru di kawasan timur Indonesia atau training of trainer (ToT) dengan melibatkan lembaga pendidikan.

Baca Juga  Amanda Manopo Dipanggil Bareskrim Terkait Dugaan Promosi Judi Online

“Sesuatu yang tidak mudah, tetapi harus dilakukan. Tadi saya juga menyampaikan, tolong yang baik-baik, seperti contohnya BPK Penabur, baik sekali untuk terjun langsung sampai ke Papua sampai ke NTT. Itu tentu tidak mungkin, tetapi yang kami usulkan adalah ada ToT. Mereka menyiapkan aplikasinya, mengajar guru-guru di sana. Ini yang seharusnya diusulkan,” kata Enggar.

Muhadjir Effendi juga menekankan pentingnya pendidikan berbasis agama sebagai pendidikan dasar utama.

“Pendidikan karakter harus dilakukan lebih dahulu sebelum pembelajaran lainnya. Sekolah berbasis agama, apa pun agamanya, sangat penting untuk pembangunan masa depan bangsa, karena pendidikan berbasis agama, termasuk pendidikan Kristen, tentunya lebih menekankan pembentukan karakter,” jelas Muhadjir Effendi.

Baca Juga  Karhutla Kembali Terjadi, Kapolres SBB Minta Warga Jaga Lingkungan

Selain itu, Muhadjir Effendi memberikan apresiasi atas kontribusi Majelis Pendidikan Kristen (MPK) yang telah menyelenggarakan kegiatan konfernas dan menaungi 400 yayasan/lembaga penyelenggara sekolah Kristen di Indonesia yang mengelola lebih dari 7.000 lembaga pendidikan mulai dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA, hingga SMK di seluruh Indonesia.

“Saya sangat mengapresiasi kontribusi Majelis Pendidikan Kristen (MPK) yang telah memberikan kontribusi besar dalam pembangunan bangsa ini selama 400 tahun,” tambah Muhadjir.

sumber: beritasatu