Bayangkan ketika merespon pertanyaan Anies tentang etika berkaitan dengan pelolosan Gibran sebagai cawapres oleh Anwar Usman, ketua MK yang tidak lain adalah paman Gibran, respon prabowo justru “out off context”, bahkan mengungkit ngungkit jasanya ketika mengusung Anies berlaga di pilgub DKI Jakarta. Padahal Anies hanya ingin menanyakan respon Prabowo terhadap anggapan masyarakat bahwa pencalonan Gibran sebagai cawapresnya adalah pelanggaran etika. Menariknya diakhir penjelasan berkaitan dengan pelanggaran etika tersebut meski tak menjawab pertanyaan, Prabowo menutupnya dengan kalimat emosional dan lucu “Mas Anies, Mas Anies, Saya ini tidak haus kekuasaan, Saya ini tak butuh kekuasaan, Jadi saya ini tidak ada masalah jadi apapun, Sorry ye…. Sorry ye ( sambil menunjukkan gerakan lucu berjoget”. Bahkan tak berhenti disitu, dalam forum tertutup dihadapan kader Gerindra, Prabowo juga melontarkan kata “Ndasmu” yang ditujukan kepada Anies.
Penutup kalimat itulah yang kemudian menjadi bahan candaan dan hiburan di masyarakat, berhari – hari orang lebih terhibur dengan kalimat Prabowo tersebut dibanding debat capresnya. Bagi saya dampak ini justru yang lebih mengkhawatirkan, karena akan ada banyak para pelaku dunia hiburan, baik itu komika, komedian, stand up comedy dan pelawak akan kehilangan pekerjaannya, karena sudah tak lucu lagi, yang lucu lucu sudah diambil oleh pasangan capres dan cawapres Prabowo – Gibran.