Porostimur.com, Tidore – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM di Kota Tidore Kepulauan berhasil mempresentasikan hasil usahanya dalam grand final Syukurdofu Festival UMKM.
Sebelumnya, para pelaku UMKM yang terdaftar dan lolos ke semi final sebanyak 12 peserta, antara lain, Jagung Bakar Kotamabopo, Dejavustore, Gelasi Kreatif, Fala Tanawan, Keripik Pisang Kekinian, Besti Banana, Cucu Gogo Studio, Kedai Nusantara, Bebikinan Bunna, Rahayu Laundry, Kitakong Delivery dan Fola Desain.
Dari hasi presentasi tersebut, maka diumumkan kepada sembilan pelaku UMKM yang lolos ke grand final yaitu, Kitakong, Galasi Kreatif, Fala Tanawan, Cucu Gogo Studio, Kedai Nusantara, Bebikinan Bunna dan Jagung bakar Kotamapo,
Acara grand final berlangsung di Caffe Borero, Kelurahan Tomagoba, Kota Tidore Kepulauan.
“Yang sembilan peserta Syukurdofu FestivalUMKM akan lolos ke granfinal akan dilaksanakan pada 12 Agustus 2023. Ada penambahan satu orang peserta dari UMKM Jagung Bakar Kotamabopo. Itu hasil berembuk dari saya dan dewan juri, Pak Ramli Sugianto,” ungkap CEO SON Entertainment Abdul Haris Muhidin, Minggu (23/7/2023).
Sebagai penggagas festival, kata Abdul Haris, UMKM Festival merupakan ivent sosial dengan konsep bisnis UMKM yang tampil berbeda di Maluku Utara, tetapi secara nasional sudah banyak dilaksanakan selama satu tahun dengan berbagai belasan ivent.
Dalam proses mengikuti UMKM ini, para pelaku usaha mengumpulkan proposal bisnis dan diverifikasi oleh panitia dan diumumkan di festival UMKM sebanyak 12 peserta.
“Dari 12 UMKM ini, sebelumnya kami turun melakukan survei lokasi usahanya masing-masing dan akan mempresentasikan ide bisisnya ke dewan juri, kemudian diumumkan sembilan peserta ke grand final. Dari enam peserta yang lolos ke grand final akan diberi permodalan usaha seperti, uang pendampingan,” jelasnya.
Abdul Haris mengatakan, UMKM Festival akan dihadiri oleh artis yaitu, Putri Tanjung dan Dere, lalu berpikir mereka datang hanya menghibur, maka digantikan Prily Latuconsina yang juga praktisi dan pablik figur maupun narasumber yang konsern terhadap dampak dari festival UMKM.
Berdasarkan alur dari pelaku UMKM, mereka mengirim proposal bisnis dengan cukup baik. Itu adalah motivas, karena kehadiran zaman saat ini kita sudah terkonek dengan internet.
“Kalau hari ini kita bicara hanya dengan kolaborasi, maka sudah pasti kita kalah. Untuk itu, pelaku usaha sudah harus mempersiapkan diri. Tentunya dari kolaborasi itu, ada makna-makna tertentu tentang apa itu kolaborasi,” bebernya.
Dengan motivasi menyelenggarakan UMKM ini, Abdul Haris bilang, agar melahirkan UMKM di Tidore maupun Maluku Utara yang mandiri dan mampu berdaya saing.
Sebagai harapan dari UMKM festival dalam target lima tahun ke depan, syukurdofu UMKM Festival bisa menjadi ivent nasional dan pelaku usahanya tidak hanya di daerah, tetapi pesertanya dari nasional.
Terpisah, Disperindagkop Provinsi Maluku Utara, Ramli Sugianto mengatakan, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan saat ini banyak berterima kasih kepada entrepreneur muda. Ini adalah semangat yang tidak harus dihentikan dan perlu digagas terus menerus per triwulan bahkan pertahun.
“Kalau ivent ini perbulan, makan ditingkatkan per enam bulan. Tentunya kita akan menciptakan entrepreneur-entrepreneur baru,” tegas Ramli.
Pemerintah harus mempunyai program naik kelas, karena dalam Undang-undang Ciptakerja kita diturunkan kelas dari usaha kecil turun menjadi usaha mikro. Sebelum di Tahun 2020 dan diteruskan dengan Undang Udang Nomor 7 itu, kita masuk dalam usaha kategori mikro, karena usahanya mulai dari 0-1 miliar. Jika kita merasa hal tesebut masih berputar di sekitarnya maka kita masih masuk dalam Peraturan pemerintah yaitu, usaha mikro.
Kerja keras dari Pemerintah Kota Tidore Kepulauan saat ini, lagi fokus pada meningkatkan omset usaha agar bisa mencapai titik di atas Rp1 miliar per tahun.
“Misalnya dalam omset usaha ada nama master plan, plan bisnis, itu yang menentukan tidakanya usahanya ke depan,” tambahnya.
SON Entertainment sudah seharusnya dalam penyajiannya, pada lombah-lomba yang sempat digelarkan udah memenuhi standar menjadi seorang Entrepreneur, dan bukan sekedar membuka usaha, namun merubah diri menjadi pengusaha. Karena seorang pengusaha mempunyai standar perencanaan, mengorganisir, dan mengaplikasikan.
Setelah itu, seorang pengusaha harus berbicara tentang pasar yaitu, dari tiga pasar akan digabung menjadi satu sehingga mereka memiliki jaringan yang sangat luas dan mampu bersaing dengan Kota Ternate.
“Besok atau ada kesempatan, maka dikembangkan menjadi 10 kabupaten/kota di Maluku Utara. Tentu harus disuport oleh pemerintah,” pungkasnya.
Menurutnya, SON Entertaimant perlu mensandingkan program Pemerintah yang ada sekarang ini. Karena itu tidak sekedar dalam bentuk-bentuk penganggaran mandiri, tetapi ada suport dalam bentuk perencanaan daerah yang masuk kepada bantuan-bantuan usaha.
Paska dari UMKM Festival ini, siapa yang perlu diberdayakan pada usaha mikro sampai naik kelas usaha kecil supaya memiliki target tertentu. Untuk itu, dalam kurung waktu satu tahun, dan usaha mereka naik kelas dengan mendapat riward penambahan program baru dari Kementerian Koperasi dan UMKM maupun Kementerian Pendustrian.
“Saat ini, Kota Tidore Kepulauan mendapat anggaran pada sektor sentra kelapa terpadu, makanya dibangun bentuk sentra di Akelamo senilai Rp7 miliar, sedangkan pemberdayaan non fisik Rp3,5 miliar,” harapnya. (Mansyur Armian)
Simak berita dan artikel porostimur.com lainnya di Google News