Porostimur.com, Yogyakarta – Warga Yogyakarta lewat Gerakan Rakyat untuk Demokrasi dan Keadilan (GARDA) memberikan “Kerupuk Melempem Award” kepada Badan Pengawasa Pemilu (Bawaslu) atas kinerjanya mengawasi pemilihan umum (Pemilu) 2024. Hal ini bentuk ekspresi atas masifnya dugaan berbagai kecurangan Pemilu 2024 mewarnai perbincangan publik sepekan terakhir.
Mulai dicoblosinya kertas suara untuk paslon capres/cawapres tertentu, maraknya politik uang, penggunaan fasilitas negara oleh pejabat publik, intimidasi oknum aparat, hingga penggelembungan penghitungan suara. Lalu, sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU) dituding bermasalah dan sengaja disetting untuk menggelembungkan paslon capres/cawapres tertentu.
“Kepuasan publik terhadap pelaksanaan pemilu kali ini sangat rendah. Suara-suara masyarakat untuk dilakukan pemilu ulang bahkan penolakan hasil pemilu, audit digital forensik terhadap sistem IT KPU, hingga dorongan hak angket di DPR RI pun menguat. Kalangan gerakan mahasiswa bahkan lebih nyaring tuntutannya yakni pemakzulan Presiden Joko Widodo,” ujar Koordinator Lapangan GARDA, Arya Yuda dalam keterangannya, Rabu (21/2/2024).
Menurutnya, berbagai preseden buruk yang terjadi dalam Pemilu 2024 dinilai publik merupakan buntut dari malpraktik kekuasaan rezim Jokowi sejak meletus skandal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) hingga KPU yang memberikan karpet merah kepada sang putra Presiden agar bisa menjadi salah satu kontestan Pemilu Presiden.