SEPERTI PURNAMA
Seperti purnama, ada yang mesti diberi nama. Cinta, misalnya. Rindu, misalnya.
Atau kita yang percaya, kesedihan adalah malam yang dihapus fajar.
Meski kita juga percaya matahari tak selembut tangan ibu yang tak berjeda mengelus nasib kita yang yatim, nasib kita yang piatu.
Seperti purnama, cinta dan rindu kita harus diberi nama, dan waktu telah memberinya.
Kita hanya menjaga dan merawat dengan sungguh, dengan Rahman dan Rahim-Nya.
Weda, 2021
======
SEPERTI OMBAK JATUH KE TEPIAN
Kau bilang malam ini aku harus di rumah
keinginanku kepada laut luluh seperti ombak jatuh ke tepian
tanpa buih, tanpa bunyi, selain sunyi yang melebur dengan sepi.
Kau bilang malam ini aku harus di rumah
dan aku tahu, rindu sedang menyiksamu
sama seperti padaku.
Weda, 2021
========
BADAI MALAM ITU
Badai malam itu adalah rindu yang dulu membadai saat engkau di Weda dan aku di Loloda. Ia tak bertahan lama. Cinta adalah hujan yang pelan-pelan meluluhkannya.
Aku tahu malam itu dadamu lebih berombak dari lautan yang memelukku. Lautan tempat aku meleburkan segala lelah seperti di dadamu.
Lautan yang bergelombang malam itu, adalah telaga, tempat aku terjaga, tempat menghapus segala dahaga. Maka kelak bila aku pergi lagi, jangan lagi engkau cemas. Sebab sampai kapan-pun aku tetap ombak, dan engkaulah pantaiku.