@Porostimur.com | Manokwari : Insiden kaburnya 16 orang narapidana dari Lapas Klas IIB Manokwari, 2 pekan silam, merupakan kejadian sporadis, karena dilakukan secara berkelompok dan terencana.
Tidak hanya itu, insiden yang mengagetkan tersebut terjadi di areal steril yakni di areal piket utama.
Padahal, areal steril yakni areal piket menuju pintu utama, harusnya dijaga oleh petugas yang khusus sesuai SOP yang ada.
Tidak berjalannya SOP dengan maksimal dan lalainya petugas, sangat memberi berpeluang bagi narapidana untuk memanfaatkan kesempatan tersebut.
Hal ini dibenarkan Kepala Kantor Kementerian Hukum dan HAM Wilayah Papua Barat, Agus Soekono, saat berhasil dikonfirmasi wartawan, Rabu (2/5).
Atas insiden dimaksud, akunya, pihak Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Papua Barat, masih melakukan upaya pemeriksaan dan pendalaman guna mengetahui penyebab pasti insiden tersebut.
Menurutnya, pembinaan dan bimbingan yang selalu dilakukan pihak lapas, tidak dapat menurunkan keinginan warga binaan untuk bebas.
”Terkait larinya narapidana beberapa waktu lalu, itu karena sebagian SOP tidak dijalankan oleh petugas saat itu. Ini saya anggap kejadian sporadis, karena dilakukan secara berkelompok dan sudah di rencanakan. Memang belakangan ini Lapas Manokwari mulai aman, dalam hal pemberian bimbingan dan pembinaan, tapi itu tidak menjamin warga binaan. Karena keinginan bebas dalam diri itu pasti ada,” ujarnya.
Terkait kepemilikan senjata tajam (sajam) yang digunakan narapidana untuk menyandera petugas piket saat itu, jelasnya, saat itu bertepatan dengan sementara dilakukannya beberapa kegiatan di dalam lapas, sehingga tidak menutup kemungkinan jika hal tersebut telah direncanakan sebelumnya.
Dengan jumlah petugas yang terbilang minim, jelasnya, sehingga kemungkinan fokus perhatian petugas tidak mengarah.
”Saat itu sedang berlangsung kegiatan oleh Lapas jelang Hari Pemasyarakatan. Jadi bisa saja mereka (warga binaan-red) menggunakan kesempatan itu, karena sudah direncanakan sebelumnya. Pembinaan kan sudah jadi hal rutin yang harus dilakukan. Petugas juga minim, jadi mungkin tidak terpikirkan hal seperti itu. Tapi kami terus akan lakukan pendalaman dan pemeriksaan kepada petugas lapas saat itu. Kami juga sudah turunkan petugas untuk bantu pengamanan di Lapas,” tegasnya.
Sesui hasil pantauan Porostimur.com di Lapas Kelas IIB Manokwari, pengamanan telah diperketat guna menghindari kejadian hal serupa.
Apalagi, dalam pengamanan dimaksud sudah melibatkan puluhan petugas dari Kemenkum-HAM Papua Barat, Rupbasan Manokwari dan dibantu oleh pihak Kepolisian. (jefri)