Kembalinya Kleptokrasi: Jokorup Bilang, “Buktikan Kalau Saya Korupsi!”

oleh -69 views

Oleh: Made Supriatma, Peneliti dan jurnalis lepas. Saat ini bekerja sebagai visiting research dellow pada ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura

Kadang sesuatu yang di depan mata itu nggak keliatan. Karena ia dinormalkan. Kadang kejahatan dianggap biasa karena ada opini bahwa ada kejahatan yang jauh lebih besar.

Korupsi itu bukan kejahatan karena tidak kelihatan, tidak bisa dirasakan langsung oleh mayoritas orang. Lalu, apa salahnya kalau seorang politisi menggarong dan mengangsir kekayaan negara? Bukankah itu wajar?

Itulah yang menjadi mindset bangsa ini. Mindset yang dipupuk dan dipelihara oleh para influencer, buzzer, dan propagandis-propagandis mewah.

Jadi, Jokorup, kowe tidak korupsi?

Kowe kasih bansos dengan duit negara untuk ngangkat anak mantu dan para gedibalmu jadi pejabat, itu ndak korup?

Baca Juga  Bawaslu Malut Telanjangi KPU di Hadapan Majelis Hakim, MK-BISA Optimis Paslon No 4 Didiskualifikasi

Kowe suruh iparmu untuk bengkokkan konstitusi supaya anakmu bisa jadi wapres itu ndak korup?

Kowe membiarkan pejabat-pejabat korup supaya bisa kowe sandera, kalau kepentingan politikmu terganggu, itu ndak korup?

Kowe biarkan judi online dan pinjaman online merajalela di bawah hidungmu, dan kowe ndak bikin apa-apa, itu ndak korup?

Sepuluh tahun kowe membuat korupsi itu jadi barang yang normal. Suatu kewajaran. Sama seperti Soeharto dulu menganggap wajar orang maling dan mengembat kekayaan milik bersama — kekayaan negara.

No More Posts Available.

No more pages to load.