@Porostimur.com | Ambon : Guna mematangkan Operasi Merah Putih 2018, Biro Operasi Polda Maluku menggelar kegiatan latihan pra Operasi Merah Putih Siwalima 2018, di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Polda Maluku, Selasa (17/4), pukul 10.00 Wit.
Kegiatan latihan ini mengusung tema ”Melalui pelatihan pra operasi merah putih siwalima 2018 polri siap memberikan rasa aman dan tentram kepada masyarakat secara profesional moderm dan terpercaya”.
Didampingi Wakapolda dan Irwasda Polda Maluku, Kapolda Maluku, Irjen Pol. Andap Budhi Revianto,S.Ik, berkesempatan membuka langsung kegiatan yang melibatkan 110 personil itu.
Kegiatan ini juga turut dihadiri seluruh pejabat utama (PU) Polda Maluku maupun Perwira yang ditunjuk mewakili satker masing-masing.
Dalam sambutannya, Revianto menegaskan agar persiapan menyangkut penyelenggaraan operasi dimaksud harus dimatangkan dengan sebaik-baiknya.
Segala sesuatu yang terkait dengan operasi, agar dipersiapkan, termasuk piranti lunak dan sarana prasarana serta posko. Terkait aktifitas RMS dan apa yang dimaksud dengan RMS itu sendiri dan di mana saja wilayah atau lokasi basis seperti yang kita ketahui di masa yang lalu, harus kita pahami sebelum melaksanakan giat operasi,” ujarnya.
Menurutnya, selaku penegak hukum aparat kepolisian harus mereflesikan diri sebelum menangani berbagai permasalahan yang ada di lapangan, terutama adanya potensi konflik yang bisa menjadi cikal bakal perpecahan dalam masyarakat.
”Terkait itu, kita harus merefleksi kembali situasi saat ini, mulai dari peristiwa antar kampung, antar desa, baik itu batas tanah maupun masalah lain, termasuk isu SARA. Kita tahu bahwa penjajah telah membentuk pola pikir kita sedemikian rupa, sehingga kita tetap berada dalam keadaan keterbelakangan, adu domba. Dan pembentukan karakter itu sengaja didesain untuk mengadudomba kita anak negeri, agama dan suku serta komunitas, dinaikkan menjadi perbedaan dalam kehidupan masyarakat, sehingga terjadinya kesenggangan atau jarak antar masyarakat dan desa serta agama. Olehnya itu, saat ini tugas kita selaku Polri adalah kenali segala potensi dan hal-hal yang memang dapat menjadi cikal bakal atau sumber permasalahan di lapangan yang dapat mengganggu keamanan umum,” tegasnya.
Khusus kepada para instruktur pun dihimbaunya untuk dapat menyajikan materi dengan baik, maupun mampu menciptakan situasi yang nyata, sehingga peserta dapat memahami dan dapat mengambil keputusan di lapangan.
”Singkat katanya, siapa berbuat apa dan bagaimana kepada siapa di lapangan. Kita harap dalam melaksanakan operasi ini, dapat lebih profesional lagi,” pungkasnya. (keket)