@Porostimur.com | Ambon : Adanya indikasi pungutan liar (pungli) dalam proses penerimaan mahasiswa baru maupun pemukulan mahasiswa oleh tenaga sekuriti, menjadi topik sentral yang dibahas mahasiswa demonstran, ketika menggelar demonstrasi di Kampus Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Rabu (15/8), sekitar pukul 11.30 Wit.
Informasi yang berhasil dihimpun dari tubuh Kepolisian Daerah (Polda) Maluku, menyebutkan demonstasi ini digelar di depan Gedung Utama Rektorat Unpati, setelah sebelumnya melakukan aksi yang sama di depan Gedung Rektorat Unaptti Ambon.
Aksi demo ini mendapat pengawalan Polsek Teluk Ambon yang dipimpin langsung Kapolsek Teluk Ambon, Ipda Julkisno Kaisupy dan dibantu PRC Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease.
Dalam orasi yang dibawakan mahasiswa Fakultas Ekonomi (Fekon) Unpatti sekaligus penanggungjawab aksi, Noval, menyampaikan orasi terkait pungli yang dilakukan panitia terhadap mahasiswa baru.
Tepatnya tentang SPI (Sumbangan Pendikan Internal) pada jalur Mandiri, yang dianggap tidak merata.
Dimana, biaya yang dikenakan berkisar Rp 5 – 10 juta, membebankan orang tua yang berpenghasilan rendah.
Selain itu, masalah pemukulan mahasiswa oleh tenaga sekuriti pun disuarakan demonstran.
Didampingi Koordinataor Lapangan (Korlap), Mukadar, Noval pun meminta kehadiran Rektor Unpati Prof Dr Marthinus J. Saptenno, SH M.Hum untuk dapat menjelaskan hal tersebut.
Saat berorasi, demonstran ditemui langsung Pembantu Rektor III Unpatti yang membawahi bidang Kemahasiswaan, DR Yusuf Madubun,MSI.
Rektor Unpatti, Prof Dr Marthinus J. Saptenno,SH,M.Hum, tiba di Unpati dan langsung menemui mahasiswa untuk menanggapi tuntutan mahasiswa, sekitar pukul 13.00 Wit.
Tuntutan mahasiswa yang disuarakan dalam demonstrasi ini antara lain meminta kepada pihak pimpinan Unpati untuk memperjelas indikator penetapan biaya sumbangan pendididkan internal (SPI).
Selain itu, demonstran juga meminta pihak pimpinan Unpatti untuk memberikan sosialisasi yang massive terkait segala bentuk kebijakan, khususnya penerapan SPI dimaksud.
Pihak pimpinan Unpatti diminta menjawab penerapan uang kuliah tunggal (UKT) pada jalur SNMPTN dan SBMPTN yang diberlakukan sejak angkatan 2013 hingga sangkatan 2018, terlebih kenapa blum ada pengelompokan terkait UKT-nya.
Pernyatan sikap dan tuntutan yang sudah dibacakan ini kemudian diserahkan kepada Saptenno.
Dalam penjelasannya, Saptenno menegaskan menerima tuntutan demosntran, sekaligus akan menjawab seluruh tuntutan secara umum kepada semua mahasiswa Unpatti, Jumat (17/8), pukul 14.00 Wit, di Lapangan Bola Unpatti.
Usai melaksanakan demonstrasi secara damai, seluruh demonstran kemudian membubarkan diri secara teratur pukul 13.25 wit. (keket)