Porostimur.com, Ambon – Dalam era kencan modern saat ini, sayangnya ghosting atau tindakan menghilang secara tiba-tiba sayangnya cukup marak dilakukan. Tak hanya dalam hubungan tanpa status saja, tindakan ini juga bisa terjadi dalam hubungan romantis resmi sekalipun.
Jika dikutip dari laman Verywell Mind, terdapat beberapa penyebab seseorang melakukan ghosting. Di antaranya, mempunyai rasa insecure, takut akan konflik, ataupun memiliki ketidakmampuan dalam mengomunikasikan perasaan.
Namun, terlepas dari alasan tersebut, sikap meninggalkan seseorang secara tiba-tiba tanpa adanya penjelasan bukanlah hal yang bijaksana. Terlebih, tindakan ini dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif bagi korban, seperti munculnya perasaan rendah diri hingga depresi.
Di samping itu, ketimbang putus hubungan dengan alasan yang jelas, korban ghosting juga dianggap lebih sulit untuk move on dari kejadian pahit tersebut.
Kira-kira, mengapa demikian? Dalam artikel ini, bakal kami bagikan enam alasan korban ghosting lebih susah move on untukmu. Yuk, simak!
1. Tidak adanya penutupan hubungan
Tindakan ghosting nyatanya lebih menyakitkan ketimbang putus cinta. Pasalnya, putus cinta meski menimbulkan rasa sakit, tetapi memiliki kejelasan mengenai closure atau penutupan hubungan. Oleh karenanya, masing-masing pasangan bisa mulai memulihkan luka dan melanjutkan kehidupannya.