Saya yakin bahwa gerakan Solidaritas mewujudkan perubahan ini kini tak hanya milik para relawan resmi, tapi masyarakat umum yang lain yang mencintai perubahan, mencintai Amin ( Mas Anies dan Cak Imin) juga sudah mulai tumbuh dan berkembang. Bayangkan saja ada janji kawan kawan ojol, yang bernadzar bila kelak Amin menang, maka mereka akan menggratiskan ojolnya selama satu hari, ada lagi yang bernadzar sebagaimana yang terjadi di Lampung, kalau pasangan Amin menang, relawan ini akan bersepeda menuju istana, di Surabaya ada Pak Herman Rivai, tokoh gaek, mantan wakil ketua DPRD Surabaya, Aden Darmawan, Bli wayan ( Tokoh Hindu), Onny Philipus ( Ketua LasKAR B – P 24, Relawan Kristen) mereka juga melakukan nadzar yang sama, kelak bila Amin menang akan diadakan “Tumpengan” di Surabaya, sebagai wujud rasa syukur terhadap anugrah Tuhan kepada Indonesia atas terwujudnya perubahan.
Kini juga sudah bisa kita saksikan, spanduk spanduk rakyat yang terbuat dari karung goni, karung bekas yang dibuat oleh masyarakat dengan tulisan tulisan yang bernafas tuntutan perubahan ada dimana mana, muncul secara mandiri, sporadis dan alami. Rata rata spanduk itu berisi tuntutan perubahan atas kondisi yang tidak bersahabat terhadap mereka, seperti tuntutan turunkan harga sembako, tuntutan agar pupuk murah, mudahnya akses pendidikan dan kesehatan, stop investasi asing, stop import tenaga asing dan lain-lain yang mirip dengan tuntutan yang terjadi peristiwa Malari 50 tahun yang lalu.