Blok Masela Mangkrak, Tapi Jokowi Janjikan Keuntungan Buat Maluku

oleh -18 views
Presiden Joko Widodo menjelaskan tentang Pembangunan Blok Masela saat mengunjungi Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Jumat (2/9/2022). (setkab.go.id)
Link Banner

Porostimur.com, Saumlaki – Lapangan hulu minyak dan gas abadi Blok Masela di Maluku saat ini tengah mangkrak.

Namun saat berkunjung ke Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Jumat (2/9/2022), Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah terus mendorong agar pembangunan lapangan hulu minyak dan gas abadi Blok Masela dapat segera terselesaikan.

“Memang kami terus dorong agar segera dimulai,” dalam keterangannya di Pasar Olilit, Kepulauan Tanimbar, Jumat (2/1/2022).

Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, Blok Masela sebetulnya sudah akan dimulai seiring Inpex Corporation dan Shell Upstream Overseas Ltd sebagai pemegang saham.semestinya

Namun, rendahnya harga minyak mendorong Shell untuk hengkang dari proyek tersebut. Akibatnya, pengerjaan proyek Blok Masela pun mundur dari jadwal semestinya.

Untuk itu, pemerintah terus mencari mitra kerja baru agar proyek dapat segera dimulai. “Terus kami dorong agar segera terbentuk lagi,” ujar dia.

Jokowi juga meyakini produksi liquefied natural gas (LNG) Masela dapat berkontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Maluku.

Mangkraknya proyek ini membuat pemerintah mempertimbangkan sovereign wealth fund Indonesia Investment Authority (INA) terlibat dalam pengembangan Blok Masela.

Jokowi juga menjanjikan bagi hasil dari pembangunan Blok Masela, termasuk NTT yang meminta jatah.

“Yang mendapatkan keuntungan besar nanti kalau Blok Masela adalah di Kepulauan Tanimbar, di Saumlaki. Dan itu akan baik untuk perputaran uang di daerah, untuk PDRB di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan juga Provinsi Maluku,” lanjutnya.

Jauh sebelumnya, para aktivis NTT dan juga Pemerintah Provinsi NTT berjuang agar NTT mendapat bagian dari pembangunan Blok Masela ini.

Untuk diketahui, sejak dua tahun lalu, Shell berencana melepas proyek Blok Masela. Keputusan tersebut didorong arus kas perusahaan yang tertekan karena proyek di negara lain.

Saat ini, Shell memiliki hak pengelolaan proyek Blok Masela sebesar 35%. Perusahaan berharap akan memperoleh dana hingga US$ 1 miliar dari penjualan saham tersebut.

Adapun, ladang gas di Maluku itu tengah mangkrak setelah Shell ingin melepas sahamnya. Untuk itu, Inpex Corporation selaku operator Blok Masela tengah mencari mitra baru.

SKK Migas pun menargetkan Inpex harus mendapatkan mitra pada akhir tahun ini. Apalagi, proyek ini ditargetkan onstream atau mulai berproduksi pada 2027.

Sementara, SKK Migas memperkirakan nilai proyek Abadi LNG Blok Masela bengkak US$ 1,3 miliar atau Rp 19,3 trilun (kurs Rp 14.900).

Hal itu terjadi apabila proyek tersebut ditambah fasilitas penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilisation, and storage (CCUS) ke dalam rencana pengembangan (POD). (red)

Simak berita porostimur.com lainnya di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.