Dari Tanjung Putus ke Gemaf dan 3 Puisi lain Nuriman Bayan

oleh -14 views
Link Banner

Di Antara Suara Anak Lisung yang Merdu

Aku ditumbuhkan oleh pisang kuli-kuli, pisang tumbu, pisang santang, komo-komo, dan kokodo.

Aku tumbuh di antara suara anak lisung yang merdu setiap pagi dan sore.
Penikam di tangan papa, tonga di tangan mama, dan sosiru yang menerbangkan ampas padi, aku mengenal apa arti nasi pulo, jaha, waji, birinji, poroco sigi, dan tampa nasi.

Ketika padi sedang menguning, di atas bukit, di rumah kebun ibu yang atapnya dari katu dan daun woka, aku duduk memandang laut sambil berpantun, gohoru imastepa-tepa, yang bahoru juga adalah beta.

Angin dari laut yang bertiup sambil membasuh keringatku, melemparkan nyanyianku sebagai tigalu kemudian menghempaskannya ke mana-mana: ke Tala, ke Soro, ke Godhoa, ke Ponga, ke Bobanou.

Dari lereng dan bukit-bukit, balu demi balu berdatangan, bersamaan dengan suara kakatua dan perkici yang berteriak dari pohon-pohon yang hanya bisa kusentuh dengan mata. Aku mendengarnya seperti mendengar suaraku sendiri. Suara yang murni. Suara yang asin dan basah. Suara yang ketika aku jauh dan lupa, ia menjadi pengingat.

2023
———–
tigalu: panggilan/seruan di hutan
tala, soro, godhoa, ponga, bobanou: nama-nama kebun di Supu, Loloda.
balu: balasan panggilan/seruan

======

Lautan Tak Pernah Bisa Kau Benci

Seperti dulu
lautan tak pernah bisa kau benci
meski ia berkali-kali
memberimu basah dan cemas

lautan tak sekadar sejarah
dan muara bagimu
ia sudah menjadi darah
kau pening jika berbulan-bulan tak didekap dan dibasahinya

Arus, buih, biru, dan getarnya
kau tak ingin hanya tumbuh
di dada, mata, dan ingatanmu

inginmu, kau yang tumbuh di sana
di jantung arus, buih, dan birunya
seperti leluhurmu dahulu.

2023

=======

Dari Tanjung Putus ke Gemaf

Dari tanjung putus sampai ke gemaf
mengambang dan dihedu-hedu ombak
saat sibu-sibu bertiup adalah keinginan
paling sungguh

berlabuh di antara mata lampu
saat bulan pergi
buang sauh di bawah matahari
saat malam pergi
di hari-hari gemas begini
kau tak ingin menjadi batu katapel
kau ingin lebih cepat
meski hari-hari yang kau tunggu
akan datang tanpa kau pinta.

Lelah bagimu adalah sabda
selain kebun
lautan adalah telinga paling baik.

2023

==========

Pelaut Loloda di Pelukan Desember

Pulang yang ia khawatirkan telah ia taklukkan
sebelum haluan perahu menyentuh bibir pantai

ia menggapai teluk dengan beribu-ribu terima kasih
kepada berpuluh-puluh suara yang memandu dari tepian
kepada berpuluh-puluh tangan yang mengangkat perahu
ke tempat yang ia impikan. Ia meninggalkan pantai dengan damai

ombak yang naik-memukul dari belakang yang ia cemaskan
yang ia khawatirkan mematahkan semang, menghamburkan senar
dan matai kail, telah ia taklukkan sebelum haluan perahu
menyentuh bibir pantai. Ia menggapai teluk dengan banyak pelukan.

Pulang yang ia khawatirkan yang telah ia taklukkan
ia ingin membayarnya meski tak bisa ia lunaskan
dengan hadiah apa pun.

2023

=====

sumber: komunitaspenulistepicom.wordpress.com

No More Posts Available.

No more pages to load.