Porostimur.com, Jakarta – Yesus Kristus menjadi tokoh sentral bagi umat Kristen. Ia diyakini menjadi manusia agar dapat menjadi juru selamat bagi umat manusia yang seringkali jatuh ke dalam dosa.
Namun keberadaannya masih menimbulkan perdebatan oleh sebagian pihak. Sebuah survei tahun 2015 yang dilakukan oleh Gereja Inggris, misalnya, menemukan bahwa 22% orang dewasa di Inggris tidak percaya bahwa Yesus adalah manusia nyata.
Pertanyaan mengenai keaslian terus menyelimuti peninggalan langsung yang terkait dengan Yesus, seperti mahkota duri yang konon ia kenakan selama penyaliban (salah satu contohnya disimpan di dalam Katedral Notre Dame di Paris), dan Kain Kafan Turin, konon merupakan kain penguburan dari linen.
Namun, para arkeolog telah mampu menguatkan unsur-unsur kisah Yesus dalam Perjanjian Baru. Sementara beberapa orang memperdebatkan keberadaan Nazareth kuno, kota asal masa kecilnya yang alkitabiah, para arkeolog telah menemukan sebuah halaman rumah yang dipahat dari batu bersama dengan makam dan sebuah kolam.
Mereka juga menemukan bukti fisik penyaliban Romawi seperti yang terjadi pada Yesus yang dijelaskan dalam Perjanjian Baru
Lawrence Mykytiuk, seorang profesor ilmu perpustakaan di Universitas Purdue dan penulis artikel Biblical Archaeology Review tahun 2015 tentang bukti di luar alkitabiah tentang Yesus, mencatat bahwa tidak ada perdebatan tentang masalah ini di zaman kuno.