Salah Kelamin, Salah Kostum

oleh -40 views

Oleh: Made Supriatma, Peneliti dan jurnalis lepas. Saat ini bekerja sebagai visiting research dellow pada ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura

Selama sepuluh tahun terakhir, publik Indonesia benar-benar dikenyangkan oleh apa yang oleh Michael Billig disebut sebagai “nasionalisme dangkal” atau banal nationalism.

Nasionalisme macam begini kerap hadir dalam acara-acara negara. Bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari istana, kendaraan, bendera, umbul-umbul, bahasa, hingga ke pakaian.

Semua itu menyimbolkan negara. Kehidupan sehari-hari diingat-ingatkan bahwa ada negara. Dan negara pun berusaha membentuk identitas.

Indonesia adalah negara yang sangat majemuk. Sayangnya, seperti sebagian besar penduduk negeri ini, yang sebagian besar menderita buta huruf fungsional (functionally illiterate), para elit negara ini pun sebenarnya tidak tahu persis kebudayaannya sendiri.

Baca Juga  Data SP2D Bocor, Bupati Halmahera Selatan Geram

Buta huruf fungsional adalah mereka yang bisa membaca tetapi tidak paham maknanya. Dan, gedibal-gedibal para elit ini pun sami mawon. Mereka tidak mengerti bangsanya sendiri namun merasa berhak menentukan bahwa ini identitas suku A, ini identitas suku B, suku C, dan seterusnya … seraya mengklaim bahwa inilah Indonesia!

Yang menyedihkan dari semua ini adalah keberagaman ini kemudian dirampas menjadi kesatuan. Anda mungkin tidak peduli dengan konsekuensinya.

No More Posts Available.

No more pages to load.