Badai Belum Berlalu

oleh -181 views

“Om Iwan ke mana, sih! Kok, gak jemput!”, kata Farhan kesal.
“Om Iwan ada undangan selamatan di rumah Haji Sukri.”, jawab mamanya.
“Mama telfon donk. Barangkali sudah selesai. Jam segini sudah gak ada angkot.”, rengek Farhan.

Tiin… tiiinnn.
Murni dan Farhan menepi.
“Ayo, Naik!”, kata Iwan tiba-tiba ada di sebelah mereka.
Tanpa banyak bicara Murni dan Farhan naik motor Iwan.

Setiba di rumah.
“Dug… Dug…”, sepasang sandal Farhan melayang mengenai dinding terpental ke kolong kursi.
Tanpa cuci kaki dan gosok gigi dia pergi tidur.

Ambisi Murni agar Farhan mendapat peringkat kelas dengan menempuh segala hal ternyata menjadi bumerang. Farhan telah naik kelas 5 dengan nilai yang bagus. Ia meraih peringkat pertama. Untuk mendapatkan prestasi tersebut Murni menjanjikan sebuah laptop sebagai hadiah. Ia berniat meminjam uang koperasi. Namun, ia harus melunasi dulu pinjaman sebelumnya.

Baca Juga  Tiakur dan Saumlaki Bakal Alami Fenomena Hari Tanpa Bayangan, Ini Tanggalnya!

Suara adzan maghrib baru saja terdengar. Murni yang baru datang, merebahkan badannya di tempat tidur.
“Brak”
“Allahu akbar!”, teriak Murni terkejut. Ia tak mengira Farhan yang berbaring di sampingnya menghentakkan kakinya ke almari di sudut kamar.
“Ada apa Farhan?”, tanya Murni pada Farhan.
“Hhmmm, pura-pura kan?”, kata Farhan memasang muka tidak senang.
“Apa? Mama baru saja pulang kerja. Kalo kamu ndak ngomong, mana mama tahu.”, jawab Murni.
“Terus saja pura-pura! Dasar pembohong!”, ucap Farhan kasar kembali menghentakkan kakinya ke almari. Sejak mengetahui kebenaran tentang ayahnya Farhan mencap mamanya sebagai pembohong. Farhan melampiaskan dendamnya pada Murni. Setiap kali permintaannya tidak dituruti Farhan akan membanting apa pun disekitarnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.