Porostimur.com, Jakarta – Politikus dan budayawan Soegeng Rahardjo Djarot atau yang lebih dikenal sebagai Eros Djarot, menilai bahwa pengunduran diri Airlangga Hartarto dari posisi ketua umum DPP Partai Golkar sebagai kudeta di internal Golkar.
Menurut Eros, ada kemungkinan seseorang ingin mengambil alih jabatan ketua umum Partai Golkar, tetapi tidak melalui prosedur yang sesuai dengan anggaran dasar dan rumah tangga (AD/ART) partai, sehingga mencoba menggunakan cara lain untuk mencapai tujuannya.
“Saya rasa, kalau ada istilah kudeta Golkar, mungkin istilah itu tidak salah juga,” kata Eros saat ditemui setelah peluncuran buku biografi Palar Batubara, anggota DPR periode 1987—1997, berjudul 75 Tahun Bang Palar Batubara, Jiwa Sang Patriot di Jakarta Selatan, Minggu (11/8/2024) dikutip dari Antara.
Eros menilai bahwa keputusan Airlangga untuk mundur dari pimpinan partai berlambang pohon beringin itu terasa misterius, yang pada gilirannya menimbulkan berbagai pertanyaan, termasuk mengenai agenda politik apa yang ada setelah pengunduran diri tersebut.
“Kalau mundur secara ikhlas, kok kesannya tidak terlihat ya. Kalau alasan pengunduran diri terkait dengan penyelamatan negara, rasanya juga kurang kuat. Jadi, alasan sebenarnya apa?” ungkapnya.