#kaburajadulu

oleh -2 views
Made Supriatma

Oleh: Made Supriatma, Peneliti dan jurnalis lepas. Saat ini bekerja sebagai visiting research dellow pada ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura

Saya bisa paham kefrustasian anak-anak muda sehingga muncul tagar yang menghebohkan itu. Saya menghomati mereka yang membuat keputusan untuk pergi dari negeri ini. Tidak ada masa depan. Tidak ada harapan. Tidak ada yang bisa dilakukan.

Masa depan di luar sana jauh lebih cerah. Kerja kerasmu dihargai, asalkan kowe ngurus hidupmu dengan benar. Di sini? Orang medioker bisa jadi wakil presiden. Bukan karena dia pinter, tapi karena dia punya bapak presiden.

Orang yang kalah berkali-kali bisa jadi presiden. Bukan karena dia memang berkualitas, tapi karena bantuan lawan politiknya yang sedang berkuasa dan membutuhkan batu loncatan untuk dinastinya.

Saya amat paham dengan kefrustasian itu. Apalagi kalau kowe berasal dari lingkaran kelas menengah yang terdidik. Kowe memperkaya diri dengan pengetahuan dan ketrampilan, tapi menjadi tidak berguna dan tidak bisa mengekspresikan diri dalam kerja hanya karena tidak ada cantolan kuat dari pihak yang sedang berkuasa. Bukan karena kowe anti persaingan. Namun sebaliknya, karena betapa kuat pun kowe dan betapa tinggi kualitasmu, kowe selalu ditakdirkan salah.

No More Posts Available.

No more pages to load.