Porostimur.com, Labuha – Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kab. Halmahera Selatan, Maluku Utara Muksin Bendar, ST, M.Eng, menanggapi polemik mengapa pada Zero Point (ZP) Kota Labuha ditampilkan ikon burung Bidadari.
Ikon tersebut dimunculkan Pemkab Halsel untuk membuka kembali lembaran sejarah yang musnah di Halmahera Selatan, khususnya pulau Kasiruta dan Bacan, sekaligus menepis kesalahpahaman pengetahuan di kalangan masyarakat terhadap keberadaan burung Bidadari.
Berdasarkan keterangan tertulisnya yang diterima Porostimur.com, Senin (19/12/2022), Kadis Perkim Halsel Muksin Bander menjelaskan bahwa Burung Bidadari oleh publik secara umum menganggap burung ini hanya berada di Pulau Halmahera yang kemudian dipopulerkan dengan sebutan “Bidadari Halmahera”.
Kata Muksin Sangatlah keliru kalau dikatakan bahwa burung Bidadari hanya terdapat di Halmahera. Menurut BirdLife Internasional (2008), burung Bidadari merupakan salah satu dari 40 anggota suku Paradisaeidae.
Lanjutnya, sampai sekarang jenis ini dilaporkan keberadaannya di tiga pulau, yaitu Bacan, Kasiruta, dan Halmahera. Burung ini merupakan endemik Maluku Utara karena sebarannya terbatas (Sujatnika, 1995; Coates dan Bishop, 1997).