Muhaimin Iskandar, Boy Thohir dan Perlawanan atas Intoleransi Ekonomi

oleh -47 views

Oleh: Dr. Syahganda Nainggolan, Sabang Merauke Circle

Muhaimin Iskandar telah menyatakan perang terhadap intoleransi ekonomi pada kampanyenya di Bali kemarin. Di hari sebelumnya, Muhaimin menyatakan hal yang serupa bahwa dia tidak takut dengan Boy Thohir yang mengklaim konglomerat akan mendukung Prabowo Subianto dalam pilpres 2024. Muhaimin yakin bahwa Indonesia akan berhasil dalam perjuangan menegakkan keadilan dengan ideologi perjuangan yang sosialistik.

Pernyataan Muhaimin tentang kejahatan terbesar adalah intoleransi ekonomi telah menjadi pernyataan ideologis terpenting dalam pergolakan perjuangan Muhaimin yang perlu kita fahami. Hal ini bertolak belakang dengan Syaifullah Yusuf, tokoh NU, yang menghembuskan intoleransi identitas beberapa hari lalu, yakni musuh bangsa kita adalah Amin Rais dan Abu Bakar Baasyir.

Baca Juga  Bansos Bedah Rumah di Jinato Disorot Warga, ini Penjelasan Kadissos Selayar

Dalam teori pemberontakan, tantangan dan isu perubahan struktural, khususnya kepemilikan dan keadilan rakyat, merupakan tantangan terbesar. Sukarno dan Muhammad Hatta, misalnya, mengalami penyiksaan berkali-kali dari kolonial Belanda, karena mereka menantang Belanda dengan isu intoleransi ekonomi.

Dahulu intoleransi ekonomi diusung Sukarno, Hatta dan pejuang kemerdekaan lainnya sebagai tema perjuangan, karena Indonesia dalam pemerintahan “Nederlands Indie” selama penjajahan 350 tahun di Indonesia, telah dikuasai segelintir orang-orang Belanda, yang mana mereka mengatur seluruh penduduk pribumi saat itu.

No More Posts Available.

No more pages to load.