Porostimur.com | Langgur: Saat ini isu stunting atau gizi buruk kronis mendapat perhatian serius pemerintah, sehingga menjadi prioritas nasional. Sejak tahun 2017 pemerintah mengambil langka untuk membentuk tim intervensi terintegrasi yang melibatkan 23 kementrian/lembaga terkait termasuk didalamnya BKKBN, ungkap Dina Sabandar,
Lebih lanjut, BKKBN mengambil peran intervensi sensitif yaitu melaksanakan tugas pemberdayaan keluarga dalam cara Promosi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Pengasuhan pada Periode 1000 Hari Pertama Kahidupan sejak saat kehamilan hingga anak berusia dua tahun, dengan sasaran keluarga baduta yang mendapatkan promosi dan KIE 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Intervensi sensitif yang dilakukan BKKBN direncanakan secara khusus dan terpadu dengan intervensi spesifik. Dampaknya diharapkan sensitif terhadap keberhasilan proses pertumbuhan dan perkembangan anak periode 1000 Hari Pertama Kehidupan/HPK.
Untuk penurunan stunting melalui intervensi gizi sensitif, salah satunya adalah melalui pemberdayaan keluarga sebagai bentuk pendidikan non-formal. BKKBN dengan inti bisnis keluarga memiliki peran dalam pemberdayaan keluarga melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dengan cara Promosi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai Pengasuhan 1000 HPK (sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun, ungkap Dina.