Perjalanan di Tanah Rantau

oleh -25 views

Setelah hampir 30 menit berada di perjalanan akhirnya kami sampai disebuah kontrakan. Mas Damar sebelumnya sudah memesankan kamar mana yang akan aku tinggali. Dia sudah hampir 3 tahun bekerja di Jakarta dan mengontrak disini. Dia adalah tetanggaku di kampung dan usianya 5 tahun lebih tua dariku. Aku langsung masuk ke dalam kamarku dan menata rapi semua perlengkapan yang aku bawa dalam tas. Selepas itu aku merebahkan diriku di kasur, menatap langit-langit kamar, dan memikirkan masa depanku yang belum jelas.

Jakarta, kota dimana aku harus mengadu nasib saat ini. Demi orangtua dan adik-adikku aku dituntut untuk melangkah mencari jati diriku yang sebenarnya. Berbekal uang seadanya dan doa dari keluarga. Sering terbesit dipikiranku, akankah aku bisa membahagiakan orang-orang yang kusayangi? Akankah aku bisa mencapai kesuksesan di kota asing ini? Aku hanyalah seorang lulusan SMA yang belum pernah memiliki pengalaman kerja. Tapi jika aku tidak bekerja siapa yang akan menghidupi keluargaku sedangkan orangtuaku sudah tua.

Baca Juga  Kapolda Maluku Ajak Semua Pihak Wujudkan Pilkada yang Aman dan Damai

Roda kehidupanku berputar dan waktu terus berjalan. Menit menjadi hari, hari menjadi minggu, dan minggu telah menjadi bulan. Aku berada pada posisi dimana aku berada pada titik keputusasaan. Dibawah terik matahari aku menarik nafas panjang. Surat lamaran yang aku pegang mulai lusuh, keringatku menetes, dan ada sedikit air mata menetes ke pipiku. Semua perusahaan dan tempat-tempat usaha lainnya tidak menerima lamaranku. Apakah karena aku hanya lulusan SMA? Apakah di kota yang padat ini hanya memerlukan pegawai yang berpendidikan tinggi dan bertalenta?

No More Posts Available.

No more pages to load.