Perjalanan di Tanah Rantau

oleh -25 views

Setelah 1 bulan bekerja aku mendapat penghasilan pertamaku sebesar 2 juta. Aku merasa sangat senang, kusimpan uang itu di dompet dan kurebahkan diriku di tempat tidur. Baru sebentar aku memejamkan mata, Mas Damar mengetuk pintu kamarku. Lantas aku bukakan dia pintu dan dia berkata, “Aldi, kontrak kerja Mas Damar sudah habis. Sebentar lagi mas mau balik ke kampung halaman. Apa kamu bisa jaga diri sendiri disini?”
“Tidak apa-apa mas, Aldi sudah besar dan mandiri. Insyaallah Aldi bisa jaga diri disini.” Jawabku sambil mencoba untuk tetap tersenyum.
Mas Damar kemudian mengelus rambutku kemudian menasehatiku bahwa aku harus kuat. Dia menyemangatiku dan itu membuatku merasa tenang. Selepas itu Mas Damar kembali ke kamarnya dan beristirahat.

Baca Juga  Pj. Gubernur Harap Manggurebe Maluku 2024 Tingkatkan Ekonomi Daeah

Sebenarnya aku merasa kesepian di kontrakan ini. Bukannya aku tidak mempunyai teman, tetapi aku tidak memiliki sahabat disini. Tidak semua orang bisa aku percaya dan aku tidak bisa seenaknya bercerita tentang masalahku kepada siapapun. Mereka bukanlah peduli tapi tidak lebih hanya ingin tahu tentang kehidupanku. Aku hanya bisa memendam semuanya sendiri. Jika aku sedang sedih hanya Tuhan tempat aku berkeluh kesah dan berdoa.

Hari demi hari kulalui, panas atau hujan tidak menyurutkanku untuk pergi bekerja tepat waktu. Memang tidaklah mudah untuk menjadi seseorang yang disukai oleh orang lain. Bukan fisik atau paras yang utama melainkan kemampuan yang ada dalam diri. Mungkin inilah bakatku, berkat didikan ibu aku bisa mengembangkan kemampuanku untuk memasak makanan apa saja yang ku suka.

No More Posts Available.

No more pages to load.