Perjalanan di Tanah Rantau

oleh -25 views

Setiap bulan aku selalu mengatur keuangan antara biaya hidup di Jakarta, tabungan, dan hasil dari jerih payahku untuk keluarga di kampung. Aku ingin membahagiakan orangtua dan adik-adikku. Semakin lama juga aku semakin mensyukuri semua yang sedang kujalani saat ini. Jalani, syukuri, dan nikmati prosesnya itu adalah prinsip hidupku.

Walaupun begitu ada satu perasaan yang tidak bisa kuhilangkan. Perasaan rindu. Rindu yang amat mendalam karena sudah lama aku tidak pulang ke kampung halaman. Aku sangat merindukan keluargaku terutama ibuku. Ingin rasanya aku memeluknya, ingin rasanya aku mencium pipi ibuku sedangkan perjalananku masih panjang. Aku menghela nafas dan mulai berpikir optimis, aku pasti bisa melewati semua ini. Besok saat perayaan Hari Raya tiba, disaat itulah aku akan pulang ke kampung halaman. Bertemu dengan orang-orang yang kusayangi, membagikan angpao saat hari raya, dan bersilaturahmi ke rumah saudara.

Baca Juga  8 Sikap Pasangan yang Menandakan Dia Selingkuh di Belakangmu

Di kamar yang kecil ini, kuamati foto-foto keluarga di galeriku. Aku tersenyum. Tak henti-hentinya kupandangi foto-foto itu. Terasa hangat, walau hanya memandangnya saja. Dari foto sebanyak itu aku langsung fokus pada salah satu foto. Terlihat aku mengenakan kemeja berwarna biru dan di sebelahku ada seorang wanita yang sangat aku sayangi. Ibuku. Itu adalah foto terakhirku bersama dengan ibu sebelum aku pergi ke Jakarta. Tak terasa setitik air mata mengalir ke pipiku. Tanpa berlama-lama lagi kumatikan ponselku dan kutaruh di atas meja samping tempat tidur. Jam menunjukkan pukul 10 malam, pagi besok aku sudah mulai berangkat bekerja. Cepat-cepat kumatikan lampu kamar. Kutarik selimutku dan kupejamkan mataku.

No More Posts Available.

No more pages to load.