Sayap Baru
Kini Victor sudah tiada. Sang istri June tetap setia merawat gagasan suaminya. Melalui ketekunan dan kesabaran, June kini melebarkan sayap Walang Sibu-Sibu. Masih di Jalan Said Perintah, ada sebuah gedung bekas rumah makan. Panjangnya tiga kali Walang Sibu-Sibu. Nah di sinilah June membuka Sibu-Sibu Kafe. Orang mulai menyebutnya, Sibu-Sibu 2 atau Sibu-Sibu Baru.
June bercerita, sebenarnya keinginan buka cabang karena konsep yang dimiliki tidak ditopang ruang yang memadai. Misalnya, dinding berbicara tentang jati diri Maluku melalui prestasi anak anak seni, atau pajangan Maluku tempo dulu, hingga para pahlawan.
Ruangan sempit membuat June berpikir harus buka cabang. Di dalamnya, ada makanan Maluku.
“Walang Sibu-Sibu tidak sajikan makanan Maluku namun Sibu-Sibu Kafe mau promosi makanan tradisional. Ada yang masih tradisi orang tua dan ada tradisi kreasi orang berjalan tanpa mengubah secara mendasar,” ungkap June.
Dijelaskan, beda Sibu-Sibu 1 dan Sibu-Sibu 2 itu dari makanan. Di sini saji makanan berat tradisional. Misalnya, papeda dan ikan. Bisa dibuat sate ikan, ikan bumbu rempah, bumbu rica, terus sayur musiman yang dicampur kenari.
“Kan anak muda sekarang cenderung fast food. Bukan berarti ada unsur demikian. Artinya mereka bisa berbagi rasa coba-coba tes makanan modern fast food dan makanan tradisional seng kalah rasanya,” jelas June.