@Porostimur.com | Ambon : Menyongsong digelarnya PON XX di Papua tahun 2020 nanti, Pengprov TI Maluku menggelar seleksi Pra PON berupa Kejuaraan Taekwondo Best of the Best di Gedung Olah Raga (GOR) Unpatti, 29-30 Juni 2019 lalu.
Dalam even ini, 3 atlit yang datang mengatasnamakan Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), berhasil membawa pulang 1 medali emas kelas under 54kg, sekaligus menggondol piala Best Player.
Sayangnya, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) KKT justru seolah menutup mata atas torehan prestasi yang sudah diraih cabang olahraga taekwondo yang melibatkan ketiga atlit tadi, Robertus Suarlembit, Stanislaus Suarlembit dan Bonfacius Suarlembit, 1 orang pelatih dan 1 orang manajer.
Hal ini dibenarkan Simson Masela, saat berhasil dikonfirmasi @porostimur.com, di Ambon, Rabu (10/7).
Diapresiasinya ketiga atlit dmaksud yang berhasil menyaingi 610 peserta dalam even tadi.
Begitupun ketiganya bahkan meninggalkan predikat sebagai atlit Banten dan memilih masuk bergabung dengan Pengkab TI Kabupaten Kepulauan Tanimbar, khususnya ke Dojang WTC Saumlaki.
Diakuinya, adanya torehan prestasi ini bukannya didukung dengan pendanaan dari KONI KKT, malahan KONI KKT seolah menutup mata dari keberadaan cabang olahraga (cabor) dimaksud.
Apalagi proposal anggaran yang dimasukkan pihaknya kepada KONI KKT hingga 1 bulan ini masih tak dirspon sama sekali.
”Sudah cukup lama Kabupaten Kepulauan Tanimbar tidak penah mengikuti even kejuaraan taekwondo yang dilaksanakan oleh Pengprov Maluku, karena semua terganggu dana yang diberikan oleh KONI Kabupaten kepulauan Tanimbar,” ujarnya.
Di lain sisi, terangnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) KT sendiri seolah tak pernah membuka mata tentang prestasi bidang olahraga dengan mengangkat atlit berprestasi sebagai pegawai daerah.
”Dari tahun 2002 sampai sekarang cuma 1 atlit taekwondo saja yang baru menjadi PNS dan 2 tenaga honorer. Kalau bisa ada perhatian Pemkab atas hal ini,” tegasnya.
Begitupun KONI KKT, dihimbaunya untuk melakukan perombakan organisasi guna memaksimalkan struktur dan fungsi yang ada.
”Karena sama sekali tidak memberi bantuan dana untuk 3 atlit, 1 pelatih dan 1 manager, KONI kabupaten Kepulauan Tanimbar diminta segera Revisi total pengurusnya. Sebab ini ajang seleksi Pra PON XX bagi semua cabor yang ada di Kepulauan Tànimbar,” pungkasnya. (lely)