Di Balik Jendela

oleh -209 views

Suatu hari, aku ingin sekali makan lumpia ditengah-tengah jam makan siangku. Aku mencoba keluar pintu berharap pedagang lumpia keliling lewat. Lalu, terdengar suara motor dari kejauhan. “Semoga itu pedagang lumpia” ucapku dalam hati. Saat suara motor itu mulai mendekat. Ternyata bukan pedagang lumpia yang lewat tapi kamu, orang yang selama ini aku perhatikan di balik jendela. Kamu melihatku, akhirnya kamu melihatku. Mata kita saling bertemu. Tapi, tetap saja aku tidak bisa menyapamu, tersenyum pun susah buatku, cepat-cepat aku kembali bekerja karena pipiku mulai memerah karena salting. Walaupun aku tidak bisa makan lumpia pada saat itu, setidaknya kamu tahu ada aku.

Baca Juga  Pilkada Aman dan Lancar, Kapolda Maluku Sampaikan Terimakasih

Hari-hari berikutnya aku mulai mencoba berani menyapamu dari jauh dengan cara melambai-lambaikan tanganku agar kamu berpindah pandangan ke arahku, tapi kamu tidak lihat. Sedih. Aku coba lagi berkali-kali. Akhirnya kamu melihatku, langsung saja aku tulis sebuah kalimat di kertas HVS yang bertuliskan “Siapa nama kamu?” dan dengan semangatnya aku mengangkat kertas itu agar kamu membacanya. Lalu kamu bilang pakai bahasa isyarat “Aku tidak bisa baca tulisan itu, kamu keluar saja dulu”. Aku menuliskan ulang dengan membesarkan ukuran tulisanku dan menebalkannya agar kamu bisa membacanya. Tapi, lagi-lagi kamu memberi isyarat kalau tulisanku tidak terbaca dan menyuruhku untuk keluar sebentar. Sayangnya, ada bosku datang, jadi aku tidak bisa keluar untuk menanyakan namamu secara langsung. Kejadian saat itu sangat unik buatku, karena komunikasi kita pakai bahasa isyarat.

No More Posts Available.

No more pages to load.