Memang benar, Spanyol tidak boleh meremehkan Inggris, yang kegigihan dan karakternya jauh di atas kualitas permainannya di Euro 2024. Skuad paling bertalenta di negara ini selama 20 tahun ternyata berkinerja buruk, terlihat tidak seimbang, kekurangan ide dan dalam beberapa kasus kelelahan. Namun, di luar dugaan Inggris bisa lolos ke final Euro kedua berturut-turut.

Tiga tahun lalu, Inggris kalah dari Italia dalam adu penalti di kandang sendiri di Stadion Wembley, memperpanjang penantian menyakitkan tempat lahirnya sepak bola untuk meraih gelar utama putra sejak gelar satu-satunya yang mereka raih pada Piala Dunia 1966.
Tim asuhan Southgate kembali dalam perebutan gelar yang pertama di luar Inggris. Pasukan Gareth Southgate semakin percaya diri sebagai tim underdog. Apalagi, mereka dianggap memiliki keunggulan dalam diri Jude Bellingham, Phil Foden, Bukayo Saka, dan Kane.
Tim ini selalu memiliki sosok yang selalu muncul dengan gol krusial. Bellingham mencetak gol penyeimbang pada menit-menit akhir saat melawan Slovakia babak 16 besar. Saka juga melesakkan gol penyeimbang pada menit ke-80 melawan Swiss di perempat final. Terakhir, mereka membutuhkan tenaga striker cadangan Ollie Watkins yang membuat gol pada menit ke-90 ketika menghadapi Belanda di semifinal.