Oleh: Dr. Michael Buehler, Pengajar Politik Komparatif di SOAS University of London
Hashim Djojohadikusumo, saudara presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto, berhutang kepada otoritas pajak Swiss sebesar 139 juta franc Swiss. Djojohadikusumo telah mengaku bangkrut, dan menghubungkan kesulitan keuangannya dengan pendanaan kampanye politik saudaranya selama bertahun-tahun, sehingga dia tidak mampu melunasi utang pajaknya. Pekan lalu, pihak berwenang Swiss telah memulai tindakan penyitaan terhadap dua vila milik keluarga tersebut di Jenewa.
Pada 14 Februari 2024, pemilih Indonesia memilih Prabowo Subianto sebagai presiden baru mereka. Menyusul jatuhnya kediktatoran Orde Baru pada tahun 1998, hanya sedikit orang yang meramalkan keberhasilan Prabowo Subianto dalam lanskap politik demokratis di Indonesia. Sebaliknya, Prabowo dan saudaranya, Hashim Djojohadikusumo, menghadapi tantangan yang cukup besar. Prabowo diturunkan dari militer karena perannya dalam penculikan dan penyiksaan mahasiswa pengunjuk rasa pada tahun 1998, sementara Hashim ditangkap atas tuduhan melebihi batas pinjaman yang sah sebagai komisaris Bank Industri. Hashim akhirnya dibebaskan dari semua tuduhan.
Keluarga tersebut memasuki pengasingan pada tahun 1999, dengan Hashim Djojohadikusumo dan istrinya, Anie Djojohadikusumo, menetap di Jenewa. Di sana, mereka dengan cepat berintegrasi ke dalam lingkaran bankir dan pengusaha Swiss.