Oleh: Karmina Soumena, Mahasiswa Perilaku dan Promosi Kesehatan, Universitas Gadjah Mada
Hingga saat ini merokok masih menjadi salah satu penyebab utama terjadinya penyakit bahkan kematian. Pada November 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengemukakan bahwa merokok menjadi salah satu penyebab penyakit paru obstruktif kronik (COPD). Penyakit ini dapat menyebabkan masalah serius pada pernapasan dan merenggut nyawa lebih dari tiga juta orang setiap tahunnya. Menurut laporan tersebut, WHO memperkirakan tiga perempat dari 392 juta orang yang menderita penyakit ini hidup di negara-negara berkembang.
Bukan hanya menjadi penyebab masalah penyakit kronik atau secara fisik, akibat yang dapat ditimbulkan karena kebiasaan merokok juga berhubungan dengan masalah psikologis atau kesehatan mental yang jarang disadari oleh perokok. Sebagian besar perokok beranggapan bahwa rokok adalah obat stress dan dapat mengurangi gejala penyakit mental lainnya, seperti perasaan murung, mudah tersinggung dan kecemasan. Sementara, beberapa penelitian ilmiah menyebutkan bahwa satu dari dua orang perokok akan meninggal karena penyakit akibat merokok, kecuali mereka berhenti merokok.
Merokok merupakan faktor utama penyebab penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Meskipun, perokok dengan masalah kesehatan mental akan lebih kecanduan dan cenderung kurang responsif terhadap pengobatan standar, meskipun mereka memiliki motivasi untuk berhenti. Ketimpangan ini memberikan kontribusi terhadap penurunan angka harapan hidup hingga 17,5 tahun dibandingkan dengan populasi umum.