Meninggalnya pemain kelahiran 2004 itu diawali dari musibah gempa bumi yang menimpa Ambon dan sekitarnya di Provinsi Maluku pada Kamis (26/9/2019) lalu.
Gempa dengan magnitudo sebesar 6,8 skala richter membuat banyak orang yang ada di sekitar Maluku terkena musibah, termasuk Alfin Lestaluhu.
Alfin langsung dilarikan ke Rumah Sakit Tentara (RST) Ambon untuk menjalani segala pemeriksaan dan pengobatan. Karena Alfin sempat berada di tenda pengungsian pascagempa.
Pemuda 15 tahun itu shock melihat tragedi gempa di Ambon hingga dikabarkan tidak nafsu makan.
Raut wajahnya pucat dan diberi alat bantu pernapasan. Mengetahui bakat muda dari tanah Tulehu tengah sakit, PSSI selaku federasi tertinggi sepakbola Indonesia pun mengambil langkah cekatan untuk membantu pengobatan yang dialami Alfin.
Akhirnya pada Senin (7/10/2019), ia dibawa ke Jakarta untuk menjalani perawatan lebih lanjut di RS Royal Progress, Jakarta Utara.
Akan tetapi, Sang Khalik berkehendak lain. Kamis (31/10/2019), Alfin yang sempat dipindahkan ke Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta untuk mendapatkan perawatan lebih intensif lagi, menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Setelah diagnosis dokter, Alfin meninggal lantaran penyakit encephalitis (infeksi otak) dengan hypoalbumin yang dideritanya. (red/rtl)