Lika-liku Blok Masela: Ditinggal Shell dan Kini Dipepet Pertamina

oleh -59 views
Link Banner

Porostimur.com, Jakarta – Pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela di Maluku menghadapi tantangan berat usai Shell mundur. Kabar Shell akan melepas hak partisipasinya di blok tersebut mulai terdengar pada pertengahan 2020.

Shell sendiri menggenggam hak partisipasi 35%, sementara Inpex menggenggam 65%. Rencana Shell mundur dari Blok Masela pun kemudian terungkap.

Pada Agustus 2020, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkap, pemerintah kecewa atas keputusan Shell yang hengkang dari pengembangan Blok Masela. Kekecewaan itu disampaikan melalui surat yang dikirimkan ke Shell.

Dwi Soetjipto mengaku, isu hengkangnya Shell sudah datang sejak pertengahan 2019 atau pada saat mendiskusikan rencana pengembangan (POD).

“Shell langsung menghadap ke Menteri (ESDM) dan kami langsung dapat arahan kirim surat ke Shell barangkali 2-3 kali, menyampaikan bahwa pemerintah kecewa dengan langkah yang diambil Shell,” kata Dwi saat rapat bersama Komisi VII DPR, 24 Agustus 2020 lalu.

Beberapa waktu berselang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Inpex dicarikan mitra di Blok Masela sebagai pengganti Shell. Jokowi meminta agar pengusaha nasional hingga BUMN menjadi mitra Inpex di blok tersebut.

“Kita tahu semua bahwa ada (anggota) konsorsium dari Inpex ini keluar, dan Bapak Presiden memerintahkan yang keluar itu digantikan pengusaha nasional, baik itu lewat INA maupun BUMN,” terang Menteri Investasi Bahlil Lahadalia usai mendampingi Jokowi bertemu CEO perusahaan Jepang pada 27 Agustus 2022.

Namun, tampaknya Pertamina lah yang bakal benar-benar masuk. Rencana Pertamina masuk di Blok Masela sempat disinggung Dwi Soetjipto.

Pada Oktober 2022, Dwi mengatakan, Pertamina tengah menyelesaikan studi terkait proyek tersebut. Selanjutnya, Pertamina akan melakukan penawaran yang ditargetkan pada bulan November.

“Abadi, saat ini Pertamina masih menyelesaikan studinya terhadap project ini dan diharapkan di November nanti, Pertamina nanti menawarkan non by name offer, tawaran, mulai penjajakan,” katanya.

Dikatakan Dwi, non by name offer sendiri merupakan penawaran yang belum mengikat.

Dwi menerangkan, Pertamina saat itu sedang berhitung berapa persen hak partisipasi yang akan diambil. Namun, Inpex sebagai operator ingin agar Pertamina mengambil peran Shell.

Hal itu pun kemudian diperkuat oleh pernyataan Menteri ESDM Arifin Tasrif. Arifin mengatakan, masuknya Pertamina di Blok tersebut kemungkinan sudah final.

“Partner barunya, kayaknya ya, sudah final dengan Pertamina, mungkin ya,” katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis (6/1).

Menurut Arifin, Pertamina kemungkinan akan sendirian masuk ke Blok tersebut. Sebab, Pertamina yang lebih dulu berniat masuk.

Arifin mengaku belum tahu nilai akhir kesepakatan antara Pertamina dan Shell. Menurutnya, pasti akan ada negosiasi. Meski begitu, ia menyebut nilai hak partisipasi yang akan diambil Pertamina di kisaran angka US$ 1 miliar. “Range-nya ya US$ 1 billion sekian, plus minus US$ 1 billion,” katanya

Terbaru, Dwi Soetjipto mengatakan, rencana Pertamina masuk ke Blok Masela semakin dekat. Saat ini, Pertamina dan Shell sedang dalam proses negosiasi.

“Untuk Abadi Masela sebagaimana kita ketahui karena yang sudah berproses adalah Pertamina dengan Shell untuk mengambil PI (participating interest)-nya Shell ini sedang dalam proses, dan diharapkan dalam waktu segera. Negosiasi ini sekarang jalan, jadi sekarang proses negosiasi antara Shell dan Pertamina,” jelasnya di kantornya, Rabu (18/1/2023).

Dwi tak menyebut berapa nilai untuk mengambil alih hak partisipasi tersebut. Namun, dia mengatakan, prosesnya sudah dekat.

“Informasinya tanpa menyebut angka waktu itu sudah dikatakan bahwa ini sudah dekat. Namanya negosiasi ada naik, ada yang turun, informasinya sudah dekat, sehingga diharapkan bisa segera berjalan,” terangnya.

(red/detikcom)

No More Posts Available.

No more pages to load.