Oleh: Alghazaly Said, Penggiat di Garasi Genta
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.”
Qur’an surat Alhujarat ayat 13 ini dibacakan oleh seorang penyandang disabilitas bernama Ghanim Al-Muftah saat pembukaan perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar. Pembacaan ayat tersebut tentu memiliki makna dan tujuan yang universal, sebab berisikan prinsip dasar dalam hubungan antar manusia. Jika melihat artinya, firman Allah SWT itu tidak hanya ditujukan kepada umat Islam saja, melainkan kepada seluruh umat manusia. Sebab didalamnya terdapat ketegasan tentang asal usul manusia dengan menunjukkan derajat kemanusiaan yang selalu sama di sisi Allah SWT.
Menariknya sebagai negara Islam pertama yang menyelenggarakan ivent sepak bola akbar yang di ikuti oleh 32 megara ini, dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemerintah kerajaan Qatar. Diantaranya menempatkan sejumlah mural hadits Nabi Muhammad SAW, mengumandang adzan di setiap waktu sholat hingga pelayanan dan penyajian minuman dan makanan gratis kepada para pelancong ataupun supporter bola. Tindakan ini dilakukan bertujuan untuk mengenalkan Islam.
Perlakuan ini sedikit banyak membantu mengubah stereotip negatif yang selalu disematkan dunia barat kepada umat Islam. Selama ini pandangan Barat kepada umat Islam selalu dilekatkan dengan teroris, bom bunuh diri, penindas terhadap hak-hak perempuan dan masih banyak prasangka negatif lainnya. Selain itu peran media juga menjadi salah satu faktor yang sangat signifikan sehingga memunculkan Islamophobia di kalangan masyarakat Barat.
Menurut Ahmed Akar, seorang Produser Kebudayaan Pusat Kebudayaan Internasional Caisa Helsinki Finlandia mengatakan, faktor-faktor yang menyebabkan ketakutan masyarakat Barat, terhadap umat Islam disebabkan oleh peran media. Di Eropa, masyarakat Muslim sering dilihat sebagai kelompok homogen dan tidak mau bekerjasama serta berintegrasi dalam masyarakat. Masyarakat Barat sering melihat Islam dengan penuh kecurigaan. Islam disebut agama kaum imigran dan sering diperlakukan tidak setara dengan masyarakat lainnya. Barat dan media Eropa, seringkali tidak tertarik kepada kondisi nyata dari dunia Islam. Media lebih tertarik pada sisi-sisi yang sensasional, seperti memberi cap kepada masyarakat Islam karena kebanyakan dari mereka berasal dari kalangan miskin dan berpotensi menjadi pelaku kriminal.
Pandangan dan prasangka inilah yang menjadi sumber tumbuh subur Islamophobia di Eropa. Fenomena Islamofobia ini semakin menjadi-jadi pasca terjadinya tragedi 9/11 di Amerika Serikat, bom bunuh diri yang terjadi pada 7Juli 2005 di London, bom bunuh diri di Spanyol serta pembunuhan politikus Belanda,
Pim Fortuyn oleh seorang warga Belanda keturunan Maroko, dan perilaku organisasi ISIS semakin menambah keyakinan juga daftar panjang kecurigaan Barat terhadap teroris Islam.
Namun bersamaan dengan perhelatan Piala Dunia Qatar 2022 mata Eropa dan dunia mulai terbuka, paling tidak sikap toleransi, dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan, serta kebaikan-kebaikan yang ditunjukkan warga Qatar kepada para pecinta sepak bola tidak hanya ditunjukkan dengan kata-kata melainkan dengan perbuatan nyata. Sikap ini sesungguhnya menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menyeru kepada hal-hal baik pada manusia.
Hal ini dilakukan karena selaras dengan ajaran Islam dan pernyataan Allah SWT dalam Surat Al-A’raf ayat 56. Allah berfirman : “Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Oleh karena itu umat Islam dunia selayaknya memberi apresiasi dan ucapan terima kasih kepada pemerintah kerajaan Qatar yang telah mampu memberi tambahan sudut pandang yang positif bagi dunia barat terhadap Islam. Sebab langkah-langkah Qatar mengenalkan Islam, membuat masyarakat dunia mengetahui bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan tentang perdamaian, kemanusiaan, kasih sayang, kedisiplinan. Sehingga, pandangan-pandangan sempit masyarakat yang terjangkit virus Islamofobia diharapkan bisa luntur dengan syiar-syiar Islam di Piala Dunia ini.
Wallahualam bissawab. (*)