Porostimur.com, Jakarta – Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara, dihantui dugaan kecurangan dan pelanggaran, hal ini pun menuai pelbagai protes.
Salah satunya datang dari mahasiswa dan masyarakat yang terhimpun dalam Aliansi Rakyat Maluku Kie Raha yang menggalar aksi unjuk rasa di depan kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia, Senin (2/12/2024.
Aksi ini digelar sebagai bentuk protes atas penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara tahun 2024 yang meninggalkan berbagai persoalan.
“Persoalan yang terjadi, setidak-tidaknya dapat ditelusuri sejak tahap pencalonan hingga memasuki masa pemungutan suara 27 November 2024. Diantaranya, proses pergantian Sherly sebagai Cagub merupakan cacat hukum, keterlibatan pejabat (PJ) kepala daerah, persoalan netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN), hingga praktik politik uang (money politics) yang mendominasi kecurangan Pilgub Malut,” ujar Taslim Noh selaku koordinator aksi dalam orasinya.
“Mirisnya, kecurangan ini adalah bagian dari upaya untuk memenangkan Paslon Sherly-Sarbin dalam Pilgub Malut,” imbuhnya.
Taslim menyampaikan bahwa pelbagai masalah yang terjadi dalam Pilgub Malut ini semakin memperjelas gejala kecurangan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara 2024.