@Porostimur.com | Ambon : Setelah melalui proses pelantikan gubernurnya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan mengusulkan persiapannya sebagai tuan rumah penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional II.
Saat berhasil dikonfirmasi wartawan via sambungan telepon seluler, Senin (24/9), hal ini dibenarkan Ketua LP3KD NTT, Frans Salem.
”Kota Ambon sebagai tempat pelaksanaan Pesparani pertama kali adalah sebuah penghargaan bagi rakyat Maluku. Oleh karena itu setelah tangal 17 September mendatang saat di lantiknya Gubernur NTT yang baru, kami akan mengusulkan untuk NTT menjadi tuan rumah Pesparani berikutnya setelah Maluku,” ujarnya.
Salah satu kiat untuk memuluskan target dimaksud, akunya, kontingen yang akan dibawa dalam Pesparani Nasional I di Ambon, 27 Oktober 2018 nanti, merupakan kontingen terbaik.
Pasalnya, kontingen ini merupakan kampiun dalam urusan Pesparani tingkat proovinsi yang sudah digelar pihaknya sebelumnya.
”Jadi dari setiap Kabupaten/Kota yang mengikuti Pesparani tingkat Provinsi juara satunya yang kami bawa untuk mengikuti pesparani tingkat Nasional yang nantinya akan dilaksanakan pada Oktober nanti,” jelasnya.
Menurutnya, dari sisi sarana dan prasarana pendukung NTT juga sudah memenuhi syarat untuk menjadi tuan rumah even yang sama.
”Kita sudah sangat siap menjadi tuan dan nyonya rumah bagi pelaksanaan kegiatan Nasional Pesparani Katolik. Ini merupakan moment terbaik bagi umat katolik se-Indonesia,” tegasnya.
Suksesnya penyelenggaraan sebuah even berskala nasional di daerah, terangnya, tidak terlepas dari peran aktif pemerintah dan masyarakat di dalamnya.
Sehingga, kesempatan mengikuti Pesparani I di Ambon nanti, akunya, menjadi acuan bagi pihaknya dalam menjalankan rencana membidik tuan rumah even yang sama.
”Oleh karena itu kita sangat antusias, bahagia dan bangga sebagai umat Katolik dengan adanya kegiatan Pesparani Nasional I ini. Kegiatan ini tidak terlaksana begitu saja, tapi jika tidak didukung oleh pemerintah pasti tidak mungkin akan terealisasi,” timpalnya.
Selain itu, tambahnya, lebih dari setengah penduduk NTT merupakan pemeluk agama Kristen Katolik, sehingga memenuhi syarat sumber daya manusia.
”NTT mempunyai 7 keuskupan, sehingga masyarakat NTT 55 persen yaitu beragama Katolik dan NTT mempunyai keuskupan terbesar di Indonesia. Oleh karena itu untuk membuat posisi kita lebih baik, kami ingin agar ada even-even nasional yang diselenggarakan di NTT. Apalagi terkait pesta kerohanian seperti ini. Kami berharap seluruh komponen umat beragama sama-sama mendukung dan mensukseskan Pesparani tersebut,” pungkasnya. (keket)