Oleh: Bangun Sutoto, Alumnus Ilmu Pemerintahan UGM, aktivis GeRak Surakarta
Saya tidak mau menanggapi isi pidato Jokowi dan Prabowo dalam acara Partai Gerindra di Bogor. Biarlah publik yang menilai dan menyimpulkan sendiri.
Saya hanya akan mengkritisi perihal kebijakan pengetatan anggaran yang dampaknya di mana-mana.
Secara kaidah ekonomi, sudah tepat jika kita harus bijak dalam menggunakan anggaran. Menerapkan skala prioritas yang urgent, mendahulukan yang penting dan mendesak dalam skala mikro maupun makro.
Salah satu yang harus dengan tegas penuh keberanian dilakukan oleh Prabowo adalah menghentikan penggunaan anggaran negara yang tidak urgent. Yang utama dan pertama adalah proyek IKN. Proyek ambisius alias proyek mercusuar.
Sedari awal muncul adanya gagasan IKN itu, dalam berbagai forum saya sudah menolak dengan suara lantang. Apapun alasannya. Indonesia tidak butuh ibu kota baru. Indonesia butuh paradigma baru.
Logika pembangunan IKN, jika dalam situasi perang fisik, sangat tidak logis dan terkesan konyol.
Dibangun dalam waktu yang cukup panjang dengan dana yang banyak, bisa dihancurkan sekejap saja dalam hitungan menit bahkan detik.
Saya heran juga, apakah Prabowo yang mantan Danjen Kopasus tidak pernah berpikir seperti itu. Jika tidak terlintas seperti itu maka akan aneh.
